Notification

×

Iklan

Iklan

Museum Holocaust Yahudi Di-Minahasa Menuai Kontroversi, Ini Tanggapan Wakil Ketua DPRD Sulut Viktor Mailangkay

Jumat, 04 Februari 2022 | 19:45 WIB Last Updated 2022-02-04T12:22:21Z

 


MANADO KOMENTAR - Terkait di gelarnya pameran museum holocaust oleh seorang pengusaha Indonesia berdarah yahudi di kabupaten minahasa sulawesi utara menuai kontroversi dari sejumlah kalangan.


Diketahui museum ini adalah yang pertama di Indonesia bahkan asia tenggara, dan museum ini mengingatkan peristiwa pembantaian oleh tentara  Nazi jerman terhadap rakyat yahudi selama perang dunia kedua, sehingga munculnya kebencian rasisme.


Di bukanya museum pada 27  januari 2022 lalu  mendapat tanggapan  beragam.


Pertama datang dari kalangan Majelis Ulama Indonesia(MUI), melalui ketua bidang luar negeri sudarnoto abdul hakim, dia mengungkapkan kami tak setuju di gelar museum holocaus di minahasa sulawesi utara, karena bertentangan dengan nilai-nilai luhur pancasila.


"MUI menilai dengan di buka museum holocaus ini akan menyakiti masyarakat palestina." Ungkapnya.


Sementara itu wakil gubernur Sulut  Steven OE Kandou mengapresiasi dengan di gelar museum holocaust yahudi di Tondano minahasa, sebab menurutnya dengan di bukanya museum ini adalah merupakan sejarah dunia dan pertama di asia tenggara.


"Tidak ada maksud pemerintah untuk mendeskreditkan kelompok tertentu, agama tertentu apalagi saudara-saudara kita di palestina." tutur Kandou


Selanjutnya, dengan beragam kontroversi terkait di bukanya pameran holocaust yahudi di minahasa, hal itu mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara DR Viktor Johanes Mailangkay SH MH.


Ini Tanggapannya,..


Di Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.


"Sudah seyogiannya mendukung di bangun nya museum-museum peristiwa genosida oleh WNI seperti museum Holocaust di Tondano Minahasa." Ujar Mailangkay Politisi partai NasDem Sulut kepada Komentar, via rillis jumat 4/2.2022.


Dia, mengungkapkan untuk mengingatkan kita umat manusia kedepan agar tidak terjebak dalam tragedi pembunuhan massal yang berawal dari di pupuknya rasa kebencian dan sikap permusuhan degan narasi-narasi tertentu yang menonjolkan perbedaan Suku, Agama, Ras atau Etnis dan perbedaan Golongan. 


"Karenanya dgn diadakannya museum seperti ini, hal itu akan mendorong umat manusia WNI guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku TOLERANSI terhadap sesama manusia dan WNI yg berbeda Suku, Agama, Ras atau Etnis dan perbedaan Golongan dengan kita. sehingga tragedi kemanusiaan di masa lalu tidak terulang lagi."bebernya. 



*jovan*

×
Berita Terbaru Update