Komentar.co.id Manado – DPRD Sulut melalui anggota komisi I Hi. Hanafi Sako, SE, ME menyoroti Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut yang dianggap kurang memperhatikan nasib petani di wilayah Bolmong Raya khusnya kabupaten Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Timur.
Menurut Sako perhatian pemerintah dalam hal bantuan alat-alat pertanian maupun bibit tanaman padi dan lain-lain dikhawatirkan bisa mengancam hilangnya pekerjaan dan mengancampendapatan ekonomipetani.
Tidak hanya itu, politisi Golkar ini menemukan kelangkaan pupuk bersubsidi di dua wilayah tersebut sehingga petani terpaksa harus membeli pupuk non subsidi yang harganya sangat memberatkan masyarakat.
“ Saya khawatir kelangkaan pupuk bersubsidi serta tidak adanya bantuan alat pertanian dapat berdampak pada hasil produksi dan pendapatan petani bahkan bisa mengancam hilangnya pekerjaan mereka akibat mahalnya harga pupuk. Saya berharap instansi terkait seperti Dinas Pertanian segera turun tangan dan lebih serius melakukan sosialisasi bagi petani khususnya prosedur untuk mendapatkan bantuan alat pertanian maupun pupuk bersubsidi serta bibit tanaman, terutama padi yang menjadi andalan di daerah ini, “ harap Sako.
Terkait hal tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Ir Novly Wowiling MSi saat dikonfirmasi di Gedung DPRD Sulut, Rabu (14/11-2018) mengatakan, Pemerintah Propinsi (Pemprov) Sulut sangat concern pada peningkatan kesejahteraan petani. Dirinya menampik anggapan tidak maksimalnya bantuan bagi petani di kedua wilayah tersebut.
“ Pemberian Bantuan Pertanian Di Wilayah Bolmong Raya Sudah Maksimal. Tidak benar sama sekali kalau dikatakan pemerintah Propinsi dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan tidak maksimal dalam memperhatikan kebutuhan petani di Kabupaten Bolmong dan Boltim, Informasi ini harus dilklarifikasi ke beberapa pihak. Karena saat ini tim kami justru sedang berada dilapangan.Harus diingat pula pemberian bantuan bibit jagung dan padi harus disesuaikan dengan musim tanam. Saat ini sudah kami salurkan sebab sudah musim hujan. Kami khawatir penyaluran bantuan bibit pada saat musim panas bisa mubasir sehingga kadaluarsa. Begitu pun untuk alat bertanian telah diberikan secara bertahap kepada kelompok tani disana, ” terang Wowiling. (stem)