Komentar.co.id Manado - Kasus kekerasan terhadap anak yang dialami Jesica Mananohas bocah usia 10 tahun yang diduga dilakukan ibu kandungnya sendiri mendapat perhatian serius DPRD Sulut melalui komisi IV yang membidangi kesejahteraaan masyarakat.
Lucia Taroreh, ST salah satu personil komisi IV mengaku sulit memahami tindakan seorang ibu yang begitu tega menganiaya darah dagingnya sendiri bahkan sampai meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
“ Saya menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya adik Jesica. Tindakan tersebut sangat memiriskan apalagi dilakukan seorang ibu kandung, aparat harus melakukan tindakan tegas bagi pelaku kekerasan terhadap anak tersebut, “ ucap Taroreh kepada wartawan di sela-sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Sulut Rabu (24/10 2018).
Politisi PDIP ini mendesak pemerintah khususnya instansi terkait yakni Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) agar belajar dari kejadian tersebut untuk dilakukan upaya tindakan preventif mencegah jangan sampai hal tersebut terulang kembali.
“ Instansi terkait seperti BP3A perlu membuat program preventif, bukan cuma perlindungan namun bagaimana mencegah agar hal ini jangan terjadi. Perlu ada program-program pembinaan mental bagi masyarakat dilakukan sejak dini bahkan sampai ke orang tua yang sehingga kasus-kasus kekerasan terhadap anak bisa dicegah. Saya juga seorang ibu yang memiliki anak, tapi kenapa seorang ibu tega berbuat seperti ini, “ ujar Lucia prihatin.
Meski demikian menurutnya masalah perlindungan anak tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, namun semua elemen masyarakat diharapkan terlibat bersama mencegah agar kasus kekerasan anak tidak terjadi lagi.
“ Dalam kasus kekerasan anak peran masyarakat, tokoh-tokoh agama serta dunia pendidikan sangat penting untuk terus menghimbau dan melakukan pembinaan yang berkelanjutan dalam setiap kesempatan baik itu di rumah ibadah bagi tokoh-tokoh agama maupun para guru di sekolah agar kejadian tersebut paling tidak bisa kita cegah sejak dini. “ pungkasnya. (stem)
Lucia Taroreh, ST salah satu personil komisi IV mengaku sulit memahami tindakan seorang ibu yang begitu tega menganiaya darah dagingnya sendiri bahkan sampai meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
“ Saya menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya adik Jesica. Tindakan tersebut sangat memiriskan apalagi dilakukan seorang ibu kandung, aparat harus melakukan tindakan tegas bagi pelaku kekerasan terhadap anak tersebut, “ ucap Taroreh kepada wartawan di sela-sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Sulut Rabu (24/10 2018).
Politisi PDIP ini mendesak pemerintah khususnya instansi terkait yakni Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) agar belajar dari kejadian tersebut untuk dilakukan upaya tindakan preventif mencegah jangan sampai hal tersebut terulang kembali.
“ Instansi terkait seperti BP3A perlu membuat program preventif, bukan cuma perlindungan namun bagaimana mencegah agar hal ini jangan terjadi. Perlu ada program-program pembinaan mental bagi masyarakat dilakukan sejak dini bahkan sampai ke orang tua yang sehingga kasus-kasus kekerasan terhadap anak bisa dicegah. Saya juga seorang ibu yang memiliki anak, tapi kenapa seorang ibu tega berbuat seperti ini, “ ujar Lucia prihatin.
Meski demikian menurutnya masalah perlindungan anak tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, namun semua elemen masyarakat diharapkan terlibat bersama mencegah agar kasus kekerasan anak tidak terjadi lagi.
“ Dalam kasus kekerasan anak peran masyarakat, tokoh-tokoh agama serta dunia pendidikan sangat penting untuk terus menghimbau dan melakukan pembinaan yang berkelanjutan dalam setiap kesempatan baik itu di rumah ibadah bagi tokoh-tokoh agama maupun para guru di sekolah agar kejadian tersebut paling tidak bisa kita cegah sejak dini. “ pungkasnya. (stem)