Notification

×

Iklan

Iklan

Gandeng Kementerian PPPA, Faked Unsrat Gelar Symposium Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Minggu, 01 Oktober 2017 | 14:50 WIB Last Updated 2017-10-01T06:51:39Z
Komentar.co.id manado - Kekerasan terhadap kaum wanita dan anak anak di Indonesia saat ini cenderung meningkat setiap tahun.

Data  dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyebutkan kelompok Perempuan dan anak adalah yang paling rentan mengalami tindakan kekerasan, diskriminasi dan ekploitasi, kekerasan sexual pada anak dan peleceh sexual pada perempuan dengan peningkatan  dari 18.718 menjadi 54.041 kasus  sampai Juni 2017.

Hal ini menjadi perhatian sejumlah elemen masyarakat Sulawesi Utara khususnya Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran (Faked) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado  melaksanakan symposium dengan tema “Kekerasan Pada Perempuan dan Anak Deteksi dan Tatalaksana” bekerjasama dengan Kementerian PPPA, Biro Kesra Pemprov Sulut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sulut, Dinas Kesehatan Sulut serta RS Prof RD Kandou dan RSJ Ratumbusyang Manado.Sabtu (30/9-17).

Ketua Panitia Pelaksana dr.  Anita  E Dundu, SpKj selaku penggagas Symposium mengungkapkan,,digelarnya kegiatan tersebut merupakan  rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia  serta hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada bulan Oktober mendatang.

“ Kegiatan Symposium ini merupakan salah satu upaya kami dalam rangka menyongsong  peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bulan 10 Oktober mendatang dengan tema “ Kekerasan terhadap perempuan di tempat kerja”  sekaligus juga merupakan rangkaian peringatan Hari Kesehatan Dunia pada Bulan April lalu dengan tema “Depresi. Hal inilah yang mendorong kami khususnya bagian  Psikiatri Faked Unsrat Manado melaksanakan symposium guna membahas latar belakang sehingga banyaknya kasus kekerasan yang dialami  perempuan dan anak.” ujar Dundu.

Menurut alumni SMAN 2 Manado ini, dari data  yang ia miliki peningkatan kasus kekerasan pada perempuan dan anak dari waktu ke waktu makin meningkat sehingga perlu adanya suatu gerakan nyata dari  semua elemen masyarakat " terangnya.

Lanjut Dundu dari beberapa penelitian yang ada, kasus kekerasan yang terjadi kepada perempuan dan anak banyak  dilatar belakangi pengalaman buruk yang menyebabkan trauma dan  berdampak pada psikis sehingga hal tersebut mempengaruhi prilaku seseorang.

“ Penelitian kami terhadap fenomena yang ada saat ini, dimana anak-anak kebanyakan mengalami kekerasan secara verbal bukan fisik Contohnya orang tua yang memarahi anaknya itu sudah merupakan bentuk kekerasan verbal Kasus seperti ini yang masih mendominasi” terangnya.

Kegiatan symposium yang dibuka Dekan Fakultas kedokteran Prof.DR.dr Adrian Umboh, SpA  menghadirkan  dua narasumber dari Kementerian PPPA yakni Dra. Sunarti, MSi Sekretaris Deputi Bidang Perlindungan Hak perempuan Kementerian PPPA yang memparkan tentang Kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Sementara Nyimas Aliah, SE,M.Kom selaku Deputi Perlindungan Hak Perempuan Pada Situasi Darurat Kondisi Khusus yang memberika materi Perlindungan hak perempuan  terhadap KDRT dan Kekerasan Berbasis Gender (KBG). 

Disisi lain Biro Kesra Provinsi Sulut  membawakan materi mengenai Peran Biro Kesra terhadap upaya perlindungan perempuan dan anak, begitupun Dinas Kesehatan Sulut banyak mengupas masalah Kebijakan kesehatan dalam program kekerasan pada perempuan dan anak. 

Demikian pun Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Propinsi Sulut memaparkan berbagai programnya untuk mengatasi masalah yang terjadi pada perempuan maupun perlindungan anak.
Disamping itu kegiatan symposium tersebut turut menghadirkan sejumlah dokter spesialis kesehatan di bidangnya.yang  membawakan sejumlah materi seperti DR.dr. Theresia MD Kaunang, Spkj, dr. Anita Dundu, SpKk, dr. LF Joyce Kandou, SpKj, dr. Frida Agu, SpKj, dr.Neni Ekawardani, dr. Herdy manuyang, MA, DR.dr Erwin Kristianto, SHSp.F, dr Paula Lihawa, MForSc, dan dr. Lanny GM Liando, SpKj. 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dirut RS.Prof Kandou Manado dr Maxi Rondonuwu, DHSM, MARS, Dirut RSJ Ratumbusyang dr. Inggrit Giroth serta ratusan peserta yang datang dari berbagai latar belakang profesi. (stem)


×
Berita Terbaru Update