Notification

×

Iklan

Iklan

WOW..!!! PANPEL FLS2N DISOROT, INI KATA KONTINGEN PAPUA BARAT

Kamis, 01 September 2016 | 11:02 WIB Last Updated 2016-11-29T16:06:14Z
Peserta Tari Kreasi Baru Tingkat SD dari Provinsi Papua Barat, bersama penanggung jawab tim Patrik Muabuay
KOMENTAR.CO.ID - Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2016 yang saat ini masih berlangsung di provinsi Sulawesi Utara terus menuai sorotan. Jika pada awal kedatangan para peserta dari luar daerah sempat dibuat pusing dengan transportasi jemputan dari panitia pelaksana (Panpel) ketika peserta tiba di Bandar Udara Sam Ratulangi menuju ke lokasi penginapan masing-masing peserta, kali ini berbagai kritikan seperti persiapan lomba, cara kerja panitia yang tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis (Junkis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Junklak) di sampaikan oleh para peserta kepada panitia pelaksana dalam hal ini Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar di Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. 

Salah satu perwakilan dari wilayah timur Indonesia, Papua yang mengikuti cabang perlombaan Tari Kreasi Baru (Kontemporer) pun angkat bicara. Patrik Muabuay selaku penanggung jawab kontingen tingkat Sekolah Dasar provinsi Papua Barat menyebutkan pelaksanaan kegiatan tingkat nasional kali ini dinilainya tidak menunjukan kesiapan yang matang panitia pusat dari kementrian melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 

Menurut Muabuay persiapan pelaksanaan kegiatan skala nasional kali ini dinilai gagal. Jadwal perlombaan yang sudah ditetapkan oleh panitia molor membuat para peserta harus menunggu 5 sampai 6 jam. "Ini sangat merugikan peserta, anak-anak yang harus mempersiapkan diri sejak pagi hari akhirnya harus menunggu lama untuk perform pada perlombaan," ujarnya. 

Dikatakannya persiapan yang minim ini terlihat juga pada desain lantai bawah, tengah dan atas serta lagthing panggung. ini sangat mempengaruhi penyampain pesan dari budaya lokal yang dikreasikan dalam tari. "Pedoman pelaksanaan pelaksanaan yaitu dlm halaman 18 D bahwa karya tari sesuai dg usia anak baik scara gerak tema kostum tata rias serta memunculkan nilai2 roh spirit dari budaya daerahnya," ujar pelatih koreografi ini. Lebih lanjut Muabuay menambahkan kedepan cara kerja panitia harus dievaluasi dan diperbaiki agar penyelenggaraan FLS2N mendatang bisa lebih baik. Para juri (tim penilai) harus melibatkan keterwakilan dari wilayah pada ivent nasional seperti ini. "Perwakilan Wilayah (Barat dan Timur) pada komposisi dewan juri harus ada sehingga akan lebih paham dan mengerti budaya diwilayahnya dan dapat melihat karakter dan roh daripada tari kreasi itu sendiri, agar juri lebih Komperhensif dalam memberi penilaian," katanya. 

Muabuay berharap permasalahan-permaslahan teknis yang ada dapat dievaluasi sehingga tidak terjadi pada kegiaran FLS2N mendatang, sembari menyebutkan perlombaan seni nusantara ini sebaikanya digelar di tempat taman budaya atau yang menjadi ciri khas dari kota dimana perlombaan dilaksanakan yang akan memberi nilai tambah wawasan nusantara bagi siswa-siswa peserta, pungkasnya. (ven)




×
Berita Terbaru Update