BITUNG KOMENTAR, Miris dan sangat ironi. Kondisi ini menggambarkan keluhan puluhan penyapu pasar, yang hingga 30 April 2024 nanti dipastikan genap 2 (Bulan) tidak menerima upah dari keringat mereka.
Gaji bulanan yang pas pas-an sebesar 2,2 juta lebih, sejak februari belum diselesaikan Perumda Pasar Kota Bitung.
Sebut Adel (43) penyapu pasar yang enggan identitasnya diungkap, dengan sedih mengaku menderita akibat perlakuan pimpinannya. Setiap kali ditanyakan, pimpinan selalu menjawab Kas Kosong atau tidak ada uang.
“ sangat menderita, karena so banyak utang di warung maupun kepada pedagang pasar untuk makan setiap hari”,.... lirih adel dengan muka sedih menahan air mata.
“ setiap hari torang kerja. Karena penting sampah musti dibersihkan, jika tidak dibersihkan pedagang akan mengeluh “,.. Pungkasnya.
Hal sama juga disampaikan Rahma (40) penyapu pasar lainnya. Bahkan menurut wanita paruh baya ini, mereka sangat tidak berdaya, karena ada bahasa bakal dipecat jika berhenti kerja.
“ So berkali-kali mengeluh tapi tidak diindahkan. Tako ley mo brenti karena dorang mo ganti orang laeng, kong torang pe gaji angus ( Takut berhenti karena akan direkrut penyapu lainnya ) “, Ujar Rahma.
Kondisi keuangan Perumda Pasar sangat Buruk. Kejadian penundaan gaji hingga nyaris 2 bulan ini, baru terjadi saat direksi sekarang yang bertatus Pelaksana Tugas.
“ Hampir 3 Tahun torang pindah ke Perumda Pasar dari Dinas Perdagangan, baru kali ini gaji terhambat. Sudah lebih baik, jika kembali ke dinas perdagangan”, Tambah adel.
Kondisi penyapu jalan ini mengundang reaksi pedagang pasar. Sejumlah pedagang menyayangkan kondisi tidak Manusiawi ini.
Umi Pakaya pedagang pasar winenet mempertanyakan, kemana penagihan uang kebersihan yang dilakukan setiap hari.
“ Kemana penagihan 5000 jasa kebersihan. Hari-hari torang bayar “, pungkas Umi.
Kritikan pedagang beralasan, karena penagihan jasa kebersihan 5000 total jumlahnya, hingga ratusan juta per bulan. Ditengarai, sebagian besar penagihan kebersihan justru digunakan untuk bayar gaji direksi dan Dewan Pengawas yang mencapai ratusan juta rupiah.
Kondisi ini tidak dibantah atau dibenarkan Pelaksana Tugas Direktur Utama Perumda Pasar Roy Tangkudung. Roy yang dikonfirmasi Via Chat Whatsapp justru terindikasi tidak mengetahui kondisi perusahaan yang dipimpinnya.
“ qta cek “, Singkat tulisan Roy Tangkudung (29/04/04).
Terpisah, situasi sampah dipasar kelihatan kembali terabaikan. Buntut keterlambatan pembayaran gaji para penyapu dan pengangkut menjadi sumber masalahnya.
Hingga informasi ini disampaikan, sampah dipasar Winenet belum terangkat, dan dibiarkan berada ditengah jalan, mengganggu aktivitas perekonomian pembeli juga penjual. ****