MANADO KOMENTAR-Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20 mengancam partisipasi PSSI tampil dalam semua laga sepak bola yang digagas oleh FiIFA.
Hal itu juga mengamcam Timnas U-20 Indonesia tidak bisa tampil di final piala dunia yang akan digelar di luar Indonesia.
Dari beberapa pernyataan pangamat sepak bola, Indonesia siap siap untuk menerima sanksi berat yang sudah disiapkan oleh FIFA.
Menurut Exco PSSI Arya Sinulingga, salah satu potensi hukuman untuk Indonesia adalah skorsing seperti periode 2015-2016.
Jika hal itu betul-betul terjadi maka dampaknya Indonesia tidak akan dapat melakoni uji coba yang diakui FIFA serta larangan menggelar kompetisi sepakbola.
Adapun kekhawatiran lainnya Indonesia tidak diberi kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 dan tidak lagi dipercaya untuk menggelar ajang olahraga lainnya karena dianggap diskriminatif.
Para pengamat olahraga di Kota Manado Sulawesi Utara, menyayangkan pembatalan akibat dari gelombang penolakan kolompok yang menamakan diri anti penjajah.
"Kasian juga pemain sepak bola di Indonesia. Itukan tempat mereka menyambung hidup. Apabila FIFA melarang Indonesia menggelar kompetisi seperti tahun 2015-2016, maka semua pemain sepak bola Indonesia harus ikat pinggang, berusaha menghemat atau cari pekerjaan lain,"kata pengamat olahraga Jose Alein di Manado.
Pihak lain menyebut, kelompok yang sukses menolak FIFA menggelar final piala dunia U-20 di Indonesia juga sukses membuat miskin anak-anak bangsa yang hanya menggantungkan kehidupan mereka di sepak bola.
Dari pantauan komentar.co.id, sejumlah pemain timnas Indonesia menangis dihadapan Ketua PSSI Erick Tohir, mereka meminta agar Erick Tohir dapat memperjuangkan kembali gelaran piala dunia di Indonesia.
Jose
