Notification

×

Iklan

Iklan

Tuuk, Minta Kadis Pendidikan Sulut, Tindak Oknum Kepsek SMA I Dumoga

Rabu, 25 Januari 2023 | 20:09 WIB Last Updated 2023-01-25T14:41:52Z

 



MANADOKOMENTAR - Dugaan Pungutan Liar(pungli)terjadi lagi, kali ini menimpa salah satu oknum kepsek dikabupaten Bolmong, masalahnya  dana Program Indonesia Pintar(PIP) disalahgunakan  oleh oknum Benny Manuel Mawey yang sehari-hari sebagai Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Dumoga, oknum tersebut melakukan pemotongan dana PIP terhadap 20 orang siswa yang berasal dari keluarga miskin.



Pernyataan tersebut diungkapkan saat anggota DPRD Sulut, Jems Tuuk  melakukan kunjungan kerja ke Bolmong.


Ini kisahnya,..!


"Ketika legislator Sulut ini lewat di SMA Negeri 1 Dumoga, saya dicegat oleh teman teman dan sejumlah orang tua siswa yang sedang berunjuk rasa soal potongan PIP di SMA I Dumoga,"tutur Tuuk pada wartawan saat wawancara di ruang kerjanya di DPRD Sulut, Selasa 24/1.



Politisi PDI.P ini mengatakan dirinya ikut bersama  dengan para orang tua siswa guna mempertanyakan langsung kepada Kepsek.



 "Hasilnya Kepsek. SMA Negeri satu Dumoga, merasa tindakannya tidak salah karena sesuai dengan petunjuk Pergub Nomor 20 tahun 2021,"terang Tuuk pada awak media.



 Tuuk berpendapat bahwa adalah hal yang  tidak masuk akal menjadikan Pergub sebagai acuan untuk melakukan pungutan.


"Dalam poin 7 Pergub nomor 20 tahun 2021 sumbangan pendidikan itu sifatnya sumbangan sukarela yang tidak mengikat pada satuan pendidikan apalagi ditentukan besarannya, ini jelas jelas menyalahi aturan dan bisa dijerat pidana,"tegas legislator yang dikenal kritis dan vokal ini.


"Minta maaf Kalau sudah seperti ini mainannya dan Kepala Dinas Grace Punuh tidak mengambil tindakan tegas maka saya menduga oknum oknum kepala sekolah seperti ini sengaja dipelihara untuk dijadikan ATM,"geram Tuuk.


Secara terperinci Tuuk mengatakan di SMA 1 Dumoga ada sekira 305 siswa, katakanlah 1 siswa mendapatkan 1.600.000 ribu rupiah perbulan untuk operasional pendidikan ada sekira 488 juta dalam setahun dan sekira 40 juta setiap bulan dana operasional untuk sekolah. Jadi untuk apalagi ada pungutan. Kalau alasan bayar gaji guru honor di sekolah itu cuma ada 2 orang guru honor,"lungkap Tuuk kepada wartawan.





MANADOKOMENTAR - Dugaan Pungutan Liar(pungli)terjadi lagi, kali ini menimpa salah satu oknum kepsek dikabupaten Bolmong, masalahnya  dana Program Indonesia Pintar(PIP) disalahgunakan  oleh oknum Benny Manuel Mawey yang sehari-hari sebagai Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Dumoga, oknum tersebut melakukan pemotongan dana PIP terhadap 20 orang siswa yang berasal dari keluarga miskin.



Pernyataan tersebut diungkapkan saat anggota DPRD Sulut, Jems Tuuk  melakukan kunjungan kerja ke Bolmong.


Ini kisahnya,..!


"Ketika legislator Sulut ini lewat di SMA Negeri 1 Dumoga, saya dicegat oleh teman teman dan sejumlah orang tua siswa yang sedang berunjuk rasa soal potongan PIP di SMA I Dumoga,"tutur Tuuk pada wartawan saat wawancara di ruang kerjanya di DPRD Sulut, Selasa 24/1.



Politisi PDI.P ini mengatakan dirinya ikut bersama  dengan para orang tua siswa guna mempertanyakan langsung kepada Kepsek.


 "Hasilnya Kepsek. SMA Negeri satu Dumoga, merasa tindakannya tidak salah karena sesuai dengan petunjuk Pergub Nomor 20 tahun 2021,"terang Tuuk pada awak media.


 Tuuk berpendapat bahwa adalah hal yang  tidak masuk akal menjadikan Pergub sebagai acuan untuk melakukan pungutan.


"Dalam poin 7 Pergub nomor 20 tahun 2021 sumbangan pendidikan itu sifatnya sumbangan sukarela yang tidak mengikat pada satuan pendidikan apalagi ditentukan besarannya, ini jelas jelas menyalahi aturan dan bisa dijerat pidana,"tegas legislator yang dikenal kritis dan vokal ini.


"Minta maaf Kalau sudah seperti ini mainannya dan Kepala Dinas Grace Punuh tidak mengambil tindakan tegas maka saya menduga oknum oknum kepala sekolah seperti ini sengaja dipelihara untuk dijadikan ATM,"geram Tuuk.


Secara terperinci Tuuk mengatakan di SMA 1 Dumoga ada sekira 305 siswa, katakanlah 1 siswa mendapatkan 1.600.000 ribu rupiah perbulan untuk operasional pendidikan ada sekira 488 juta dalam setahun dan sekira 40 juta setiap bulan dana operasional untuk sekolah. Jadi untuk apalagi ada pungutan. Kalau alasan bayar gaji guru honor di sekolah itu cuma ada 2 orang guru honor,"lungkap Tuuk kepada wartawan. (Jv)




×
Berita Terbaru Update