Notification

×

Iklan

Iklan

Kepala BNPB Suharyanto Menyalurkan Bantuan Tanggap Darurat Sebesar 500 Juta

Sabtu, 18 Juni 2022 | 02:03 WIB Last Updated 2022-06-17T18:03:45Z

 


AMURANG KOMENTAR - Bencana Alam yang terjadi di pesisir pantai Boulevard Amurang, Rabu lalu telah dikonfirmasi sebagai bencana alam berskala nasional.Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M turun langsung meninjau lokasi bencana.


Memastikan warga yang kehilangan rumah akibat bencana yang melanda pesisir pantai Kelurahan Bitung dan Uwuran Satu akan direlokasi. Suharyanto menyebut lahannya sementara disiapkan Kementerian BPN/ATR.

Hal itu sampaikan saat melakukan kunjungan ke Amurang, Kabupaten Minsel, Jumat (17/06/2022).


Kunjungan tersebut merupakan respons cepat penanganan darurat dampak bencana tengelamnya puluhan rumah warga dan sejumlah bangunan cottage serta jembatan  di Pantai Bolevard Rabu (15/06/2022) lalu.


“Kita melihat langsung untuk memastikan tahap-tahap penanganan bencana ini berjalan sebagaimana mestinya."ungkap Kepala BNPB Letjend TNI Suharyanto.

Saat berkunjung ke posko pengungsian yang terletak di kantor Kelurahan Lewet kecamatan Amurang.

Suharyanto menjelaskan yang akan dilaksanakan pada tahap awal selama dua minggu pasca bencana adalah tahap tanggap darurat. Pada fase ini Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, TNI Polri, BMKG, BPN/ATR dan semua kementerian lembaga terkait memastikan agar keselamatan rakyat itu menjadi prioritas utama.


“Segera pak Bupati Minsel melakukan tahap tanggap darurat. Di sini di tempat ini ada pengungsi sekitar 133 kepala keluarga warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya habis terbawa air."ucap Suharyanto.

Berdasarakan data yang terus di-update setiap saat, Kepala BNPB menyebutkan sampai saat ini terdata ada 41 rumah yang terbawa air. Bahkan laporan hingga pagi tadi masih juga ada.


“Kami sudah meninjau langsung ke lapangan dan memang kondisinya masih belum aman. Tapi atas kesigapan dari pemerintah daerah aparat TNI-POLRI di sana sudah dijaga mudah-mudahan dalam masa tanggap darurat ini bisa teratasi."tutur Suharyanto


Selasa mendatang akan berkumpul di kementerian PMK semua kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.

“Setelah tahap tanggap darurat selesai diperkirakan dua Minggu dan tidak ada lagi ketambahan daftar pengungsi dan sudah jelas terdata rumah yang harus direlokasi rumah yang harus dibangun kembali rumah masyarakat maka dengan begitu selesai sudah tahap tanggap darurat."harapnya.


Terus kemudian pasca tahap tanggap darurat selesai masuk tahap pra rehabilitasi. Pada tahap ini akan dilaksanakan pendataan-pendataan masyarakat yang terdampak dan layak mendapatkan relokasi.

“Masyarakat yang rumahnya hilang,akan dipindahkan sudah disiapkan beberapa lahan oleh kementerian ATR, bekerjasama dengan pemerintah daerah."ungkap Suharyanto.


Di tanya penyebab terjadinya bencana yang masih menimbulkan banyak cerita, Kepala BNPB mengaku belum bisa memastikan apa penyebab terjadinya peristiwa bencana tersebut.

“Kami belum bisa menjawab apakah disebabkan abrasi apalagi likuefaksi karena kejadiannya kan tidak didahului dengan fenomena alam Perlu kajian yang lebih dalam."kata kepala BNPB pusat.


Kepala BNPB dan rombongan yang didampingi Bupati Minsel Franky Wongkar, juga menyalurkan bantuan tanggap darurat sebesr Rp500.000,000,- (lima ratus juta rupiah)

“Kami menyiapkan dana 500 juta dan logistik. Nanti akan dikaji terus sesuai kebutuhan.Nanti pada tahap rehabilitasi mungkin lebih besar lagi karena ada relokasi rumah."ujarnya.


Relokasi sendiri harus cepat. Makanya pemerintah daerah pak Bupati Minsel berkoordinasi terus. Supaya segera ditentukan lokasi relokasi yang clean and clear tidak ada sengketa, tidak ada masalah hukum dan memang lahan itu adalah milik negara,” harapnya.


Memastikan proses relokasi berjalan lancar, Bupati Minsel Franky Donny Wongkar (FDW) mengatakan pihaknya akan melakukan upaya persuasif dengan masyarakat terdampak.

“Jadi pemerintah daerah akan melakukan komunikasi dan memberi tahu tentang resiko. Sehingga masyarakat sadar, dan mau untuk direlokasi,” kata Bupati FDW.    (Dotu)


×
Berita Terbaru Update