Notification

×

Iklan

Iklan

Sistem Zonasi, Ratusan Anak Terancam Putus Sekolah

Senin, 01 Juli 2019 | 21:27 WIB Last Updated 2019-07-01T14:00:37Z


BITUNG KOMENTAR-Ratusan anak didik Kota Bitung terancam putus sekolah, pasalnya penerapan sistem zonasi yang diterapkan hanya menimbulkan kekecewaan bagi sejumlah masyarakat khususnya Kota Bitung.

Salah satu warga Kelurahan Sagerat Weru meminta Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) melakukan evaluasi terhadap penerimaan peserta didik dengan penerapan sistem zonasi. Ia khawatir jika tetap mengacu aturan zona mutlak, ratusan pelajar di Kota Bitung terancam putus sekolah.

"Saya sangat kecewa dengan sistem zonasi ini, contohnya di kelurahan saya yaitu Sagerat Kecamatan Matuari ada puluhan anak tak lolos di SMA Negeri terdekat dan sama sekali tidak ada alternatif lain seperti sekolah swasta SMA, satu-satunya hanya ada kejuruan SMK  Itupun jaraknya jauh dibandingkan jarak SMA Negeri  Bitung Apa anak-anak harus putus sekolah?. Tolong pemerintah perhatikan ini," Ungkap sumber meminta namanya tidak dipublis, dengan nada kecewa kepada Komentar.co.id, Senin (1/07/2019)

Lanjutnya, harusnya kebijakan yang dibuat Pemerintah Pusat tidak memberatkan daerah. Oleh karenanya mesti ada evaluasi dilakukan. Gubernur harus segera mengambil langkah cepat buat menganulir masalah ini,"Ini tak bisa dibiarkan, Akibat zonasi ini banyak anak-anak terancam tidak bisa meneruskan pendidikannya," katanya.

Menurutnya sistem zonasi ini tak sepenuhnya salah. Namun pemberlakuannya jangan mutlak dengan aturan zonasi. Dampak lain dari kebijakan ini lanjutnya bisa terjadi perubahan alamat di KK di penerimaan pelajar kedepan “Kalau seperti ini sudah tak benar,” tegasnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulut dr Grace Punuh ketika dikonfirmasi lewat media sosial WhatsApp menjelaskan, Dinas Pendidikan Sulut tidak menjalankan aturan sendiri. Sebab, sudah ada aturan dari pusat yang jelas. Yakni, hanya ada tiga jalur dengan masing-masing kuota yang telah ditetapkan yakni zonasi 90 persen, sedangkan jalur prestasi dan perpindahan orang tua masing-masing 5 persen.

”Cukup ikuti saja dan kembangkan sesuai situasi dan kondisi wilayah masing-masing. Jika dalam suatu wilayah zonasi memiliki jumlah sekolah yang tidak cukup menampung peserta, dilebarkan saja, masalahnya jika anak-anak sagerat masuk maka anak anak girian di sekitar SMA 1 bitung akan mengeluh tidak bisa sekolah di dekat rumah. Di Girian juga terdapat SMA kristen T2 saat ini masih membutuhkan 70an siswa. Sma ini lokasi di girian juga, tetap anak2 yg tidak bisa bersekolah di sma 1 bitung akan bisa sekolah di sekolah lain disekitar sehingga tidak ada anak yg tidak bersekolah," jelasnya. (Ivan)

×
Berita Terbaru Update