Notification

×

Iklan

Iklan

Walikota Bitung dan Kepala BNPB Sambut Pengungsi Gunung Ruang

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:27 WIB Last Updated 2024-05-02T03:27:58Z
Walikota Dan Kepala BNPB Bertemu Di Dermaga Satrol TNI AL Bitung


BITUNG, Komentar.co.id - Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri MM,  menyambut kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjend TNI Suharyanto dan rombongan di Kota Bitung. 


Kedatangan Kepala BNPB, bersamaan dengan kegiatan Walikota Bitung yang kembali menerima kedatangan Warga Tagulandang  terdampak erupsi Gunung Ruang, di Dermaga Satrol TNI Angkatan Laut (AL) Bitung, Kamis (02/05/04).


Kepala BNPB dan rombongan mempunyai maksud dan tujuan untuk melakukan pemantauan langsung kondisi daerah terdampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, namun rombongan singgah terlebih dahulu di Kota Bitung sebelum melanjutkan perjalanan laut.


Turut hadir Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Wakhyono, S. Sos., M.I.P, Kepala Subdit Fasilitas Penyelamatan dan Evakuasi BNPB Drs. Gatot Wijaya, M.Si, Kepala BPBD Prov Sulawesi Utara Adolf Tamengkel, Dandim 1301 Bitung Letkol CZI Hanif Tupen, S.T., M.IP, Kepala BPBD Bitung Fivy Yurico Kadeke.


Seperti diketahui, akibat semburan abu vulkanik Gunung Ruang beberapa hari yang lalu mengakibatkan gelombang baru pengungsi dari Pulau Tagulandang dan sekitarnya. 

Amukan kedua Gunung ruang juga mengakibatkan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado untuk sementara ditutup, dan sejumlah penerbangan ditunda. Seluruh aktivitas transportasi disekitar Sulut tidak bisa menggunakan jalur udara sehingga rombongan hanya akan melewati jalur laut.


Gelombang pengungsi sendiri hingga kini masih berlangsung, keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pemerintah Kabupaten Sitaro secara bertahap mengosongkan wilayah yang masuk ke dalam radius enam kilometer dari puncak gunung, sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).


Selain dievakuasi ke wilayah radius yang aman, para warga juga dievakuasi menuju beberapa lokasi di luar Pulau Tagulandang, seperti Kota Manado, Kota Bitung dan Minahasa Utara. Pemindahan sementara warga terdampak ini difasilitasi oleh TNI AL menggunakan KRI Kakap 811, Basarnas dengan KM Bima Sena dan ASDP yang mengerahkan KM Marina, KM Lokong Banua, KM Lohoraung, KM Pasatibo termasuk kapal ferry lainnya serta perahu motor milik warga.


Adapun warga yang dievakuasi keluar Pulau Tagulandang ini merupakan perantau, termasuk warga setempat yang memiliki keluarga di Kota Manado, Kota Bitung dan Minahasa, hingga kelompok rentan meliputi ibu hamil, lanjut usia, disabilitas dan warga yang sakit dan membutuhkan perawatan intensif. Seluruh rangkaian upaya evakuasi ini semata-mata untuk alasan keselamatan dan keamanan.


Tim satgas gabungan telah mendirikan posko induk di Desa Apengsala, Kecamatan Tagulandang, yang berjarak kurang lebih 15 kilometer dari kaki Gunungapi Ruang. Pos induk ini menjadi pusat komando lintas stakeholder untuk koordinasi, laporan perkembangan dan segala rangkaian penanganan darurat di Kabupaten Sitaro.


Di samping upaya penyelamatan dan evakuasi, tim satgas gabungan juga terus mendorong dukungan berupa logistik dan peralatan yang dibutuhkan selama penanganan darurat dengan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsian.


Adapun jenis-jenis dukungan tersebut meliputi; beras 1,5 ton, mie instan 30 dos, ikan sardin kemasan 100 kaleng, masker 50 lembar, selimut, alat mandi, pembalut wanita, tikar/matras dan beberapa obat-obatan yang dikirim oleh Makodam XIII/MDK, Korem dan jajaran.


Selanjutnya tikar 123 lembar, selimut 400 lembar, terpal 2 lembar, masker 2.000 lembar, gula 10 kg, kopi dan teh dari Pemda Kabupaten Sitaro. Kemudian sembako, masker dan selimut dari Dinas Sosial setempat.


Berikutnya Kementerian Sosial juga mengirimkan tenda gulung 100 lembar, selimut 200 lembar, kasur 20 buah, velbed 16 unit, family kit 50 paket, telur 500 kg, ikan sardin kemasan 50 dus, bumbu dapur 50 kg dan air mineral dalam kemasan gelas 200 dus.


Disamping Juga BNPB telah mendorong dukungan berupa seng 10 ribu lembar, tenda pengungsi 5 set, tenda keluarga 100 unit, light tower 4 unit, genset 4 unit, sembako 300 paket, makanan siap saji 300 paket, hygiene kit 300 paket, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, kasur lipat 150 lembar, masker 300 box, velbed 50 unit, toilet portable 10 unit dan survival kit pengungsi 300 paket. BNPB juga memberikan dukungan berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai 350 juta rupiah untuk mendukung operasional termasuk pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak dan pengungsi.****


×
Berita Terbaru Update