Notification

×

Iklan

Iklan

Enock Saul: SMP Negeri XI Manado Sebagai Sekolah Berbasis Budaya Lokal

Rabu, 06 September 2023 | 07:34 WIB Last Updated 2023-09-05T23:37:29Z

 


MANADOKOMENTAR - Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Manado, Enoch Saul mengatakan bahwa SMP N 11 Manado adalah Sekolah pertama dan satu-satunya di-Provinsi Sulawesi Utara sebagai sekolah berbasis budaya lokal.


Mengaapa kami mengangkat Thema dan proram ini ini penjelasannya.

" Menurut saya karena budaya adalah hal yang penting yang akan dilakukan anak-anak, dan penilaian kita selama ini anak-anak telah meninggalkan budaya setempat yang ada, dengan berbagai perkembangan yang ada anak-anak kita saat ini sudah dengan menggunakan  game, handphone, sebagai kebiasaan baru, sementara dari dahulu kala para leluhur kita mengunakan budaya daerah, anak-anak sekarang sudah melupakan budaya daerah, sedangkan di Bali anak-anak disana masih tetap dengan budaya daerah." jelas Enoch kepada media 5/9.2023.


Lanjut Enoch anak-anak kita harus diarahkan untuk maju kedepan tanpa meninggalkan budaya daerah, sebagai contoh jepang sebagai negara maju dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, jepang sebagai negara maju yang tidak meninggalkan budaya daerahnya, sampai saat ini mereka tetap menggunakan kimono, menjunjung tinggi peradaban setempat etos kerja mereka tinggi dan terbukti jepang keberadaan sebagai negara termaju didunia saat ini, sedangkan Indonesia tidak.


" Karena itu kita budaya daerah harus dimulai dari pendidikan disekolah, nah saat ini kita sudah menerapkan kearifan dan budaya lokal kita, seperti kalau bertemu satu dengan yang lain anak-anak kita selalu menyapa dengan sebutan Tabea, begitupun kalau diruang kelas anak-anak jika guru masuk, ketua kelas langsung komando berdiri dan anak-anak menyanbut dengan mengatakan Tabea, " ujarnya.


Tak hanya itu, disetiap kelas sudah terpampang nama kelas seperti maengket room, dan semua kelas sudah ada nama disetiap kelas seperti ada katrili room, masamper room, kabela room bahkan yang lantai 2 disebut dengan nama-nama kue seperti nasi jaha room, bobengka room, cucur room, selan itu ada nama-nama pulau seperti Bunaken room, mantehage room dsbnya, kalau kantin disrebut tinutuan, tinoransak room, selain itu juga ditampilkan gambar dan rileif  dari berbagai suku daerah, seperti Minahasa, sangihe Bolaang mongondouw, dan Bantik.


" Ini adalah pengenalan akan budaya daerah begitu kuat bagi anak-anak dan juga memperlihatkan bagi para tamu yang datang berkunjung disekolah, lanjut dikatakan pengenalan budaya daerah sudah dilakukan sejak tahun 2001saat itu, ada lounching dan pencanangan budaya dan festival budaya daerah disekolah, bahkan ada pameran budaya daerah arkheologi dan museum budaya." tutur kepsek yang giat kerja tersebut.


Ditambahkan festifal budaya akan menjadi program rutin SMP N 11, karena tahun ada peristiwa banjir, kami akan melaksanakan pada tahun depan.


" Jadi sekali lagi anak-anak terus ditanamkan budaya daerah, jangan hanya dengan pengetahuan semata tetapi dibarengi dengan belajar budaya daerah dan ini tidak dimiliki sekolah yang lain baru kita yang melakukan hal ini." ucapnya.


Ia juga mulai mencamtumkan belajar tari-tarian, dan bahasa daerah setempat." Mulai semester ini kami sudah mulai prigramkan tari-tarian fan bahasa daerah." tambahnya. (Jovan)

×
Berita Terbaru Update