Notification

×

Iklan

Iklan

Mengintip Sosok Pengusaha Sukses Asal Paniki Bawah “Ferry Kaseger”

Sabtu, 07 Mei 2022 | 23:09 WIB Last Updated 2022-05-07T15:35:21Z

Ferry Kaseger


MANADO KOMENTAR-Sosok bernama lengkap Ferry Kaseger adalah lelaki kelahiran Paniki Bawah Manado yang sukses membangun usaha property di tanah pulau dewata Bali.


Meninggalkan kota Manado pada tahun 1973, Ferry Kaseger kemudian berlabuh di Kota Denpasar Bali dengan tekad yang kuat ingin sukses di tanah rantau.


Dia tiba di Bali bukan membawah sekarung uang untuk berbisnis. Tapi hanya dengan modal keberanian serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan santun, Ferry Kaseger menjalani dengan apa adanya selama 4 tahun ditengah kerasnya hidup di Pulau Dewata.

Makan malam bersama Bpk Ferry Kaseger

Sampai akhirnya, putra ke-4 dari pasangan Sakarias Kaseger dan Hermina Nangon ini mendapat tawaran untuk menyelesaikan proyek pengadaan generator di perbatasan Timor-Timor.


Pekerjaan itu lalu dia ambil walaupun penuh dengan resiko tinggi lantaran tidak ada pengusaha yang berani masuk ke Wilayah kerja perbatasan Timor-timor yang waktu itu sedang tidak dalam kondisi aman.


Lelaki yang lulus dari SD Katolik Santa Monica Paniki Bawah Manado itu, tidak menunggu lama untuk mengambil peluang emas itu. 

Singkat cerita, dia akhirnya berhasil memasang generator di perbatasan Indonesia yang disambut dengan ucapan terima kasih oleh warga, lantaran didaerah itu sebelumnya belum pernah ada aliran listrik.



”Senang sekali dorang karena boleh nikmati listrik. Dulu dorang nda pernah bauni televisi lantaran nda ada listrik, tapi setelah ada listrik dorang so boleh bauni televisi,”kata Ferry Kaseger dengan dialeg Manado kental Tonsea sambil tertawa.


Lewat pekerjaan itu, Ferry Kaseger mengaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp30-an juta.


“Bayangkan nilai Rp30 jt diwaktu itu, tahun 1977. Tapi saya harus katakan bahwa mengambil pekerjaan itu menurut saya terlalu berani. Begitu banyak rintangan yang saya hadapi, tapi puji Tuhan bisa saya lewati dengan baik dan aman. Begitulah manusia, jika punya niat baik, dimanapun kita pergi pasti Tuhan lindungi,”ungkap lelaki kalahiran Lembean Minut, 13 April 1954 ini.


Dalam perjalanannya Ferry Kaseger sempat membangun sebuah sasana tinju bernama Chakti Bali. Lewat olahraga aduh jotos profesional itu, Ferry Kaseger pernah tampil Korea dan daratan Eropa yakni Itali dengan membawah beberapa petinjunya.


Karena menjadi pelatih tinju bukan tujuan utamanya, maka dia kemudian kembali meneruskan bisnisnya, tapi kali ini dia banting setir untuk melirik usaha property. Maka tidak heran jika Lelaki lulusan SMP Gonsaga Tomohon itu meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, dia akhirnya memiliki usaha perhotelan di kota Wisata Bali yang saat ini dikelolah oleh anak-anaknya.


Tidak hanya itu, Ferry Kaseger sangat dikenal di kalangan pebisnis di daratan pulau Dewata, lantaran keberaniannya dalam mengambil keputusan.


Dari wawancara khususnya Wartawan komentar.co.id, ternyata bisnisnya tidak hanya berhenti di pulau Bali, dia juga pernah mengembangkan bisnisnya ke Jepang dan Korea.



Dalam usianya yang sudah berada di angka 60-an, lelaki yang berperawakan tinggi besar ini, lalu kembali ke Manado pada tahun 2012 dengan membawah nilai investasi tidak kurang dari 700-san miliar. Belum lagi barang tidak bergerak seperti tanah yang luasnya mencapai tidak kurang dari 500-san hektar yang tersebar di pelosok Sulawesi Utara serta kendaraan berbagai merk.


Meskipun dia memiliki kekayaan yang fantastis, tetapi Ferry Kaseger dikenal ramah oleh orang-orang dekatnya. Tampil dengan leher berkalungkan rantai emas dengan gantungan Gigi Singa Afrika dan style rambut Man Bun diikat dari belakang,  adalah ciri khas lelaki berdarah Kolongan Kecamatan Talawan Minut ini.


Dia lalu membangun sebuah rumah di Jalan Raya AA. Maramis  untuk menjadi tempat menenangkan diri, sambil membuka usaha di kawasan Teterusan Mapanget sebagai tempat menghabiskan waktunya bersama keluarga istri serta cucu-cucunya.


Lewat usaha yang dia bangun itu, dia telah membantu pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran dengan memperkerjakan puluhan karyawan yang disebar di beberapa tempat usahanya serta puluhan petani yang dipekerjakan untuk menjaga perkebunan miliknya.


“Saya hanya mau membantu masyarakat. Kalu mereka sungguh-sungguh mau bekerja saya berikan kesempatan. Yang paling utama adalah kejujuran. Setiap Minggu saya harus mengeluarkan dana segar Rp30-puluan, untuk membayar gaji karyawan.


Dikawasan yang dia pilih untuk membuka usaha yakni Teterusan, dia berencana untuk membangun beberapa fasilitas publik diatas tanah dengan luas 3, 7 hektar termasuk kawasan rekreasi.


Joppy Senduk


×
Berita Terbaru Update