Notification

×

Iklan

Iklan

Kelangkaan Pupuk Membuat Petani Menjerit, Imbasnya Sampai kePeternak Babi

Kamis, 08 April 2021 | 07:20 WIB Last Updated 2021-04-08T06:14:03Z

 


TOMOHON KOMENTAR- Petani diSulawesi Utara merasa terpukul, akibat panen pertanian yang kian merosot tajam, atau disebut gagal panen, mengapa demikian karena area tanaman pertanian seperti jagung tidak bisa tumbuh dengan baik karena tidak ada pupuk.



Akibat ada kelangkaan pupuk yang berkepanjangan saat ini, membuat petani seakan menjerit karena produksi berkurang.Selain itu dengan produksi semakin berkurang harga jagung cukup tinggi



Dengan situasi demikian, multi efek sampai ke peternak babi,yang juga merasa kesulitan, tak bisa memenuhi kebutuhan jagung sebagai pakan ternak.



Terkait dengan hal tersebut Daan Kairupan  seorang pemerhati yang juga tercatat sebagai Sekertaris asosiasi peternak babi sulawesi utara angkat bicara.



Ditemui disela-sela reses anggota DPRD Sulut, dikelurahan Lansot kota tomohon mengatakan Saat ini para peternak babi sulawesi utara mengalami kesulitan karena pakan ternak jagung sulit didapat.



" Kami para peternak babi kesulitan pakan ternak, jagung yang selama ini suplai dari petani yang dinilai saat ini semakin berkurang dipasaran.Menurut ben berkurangnya jagung karena petani tak bisa menghasilkan jagung yang maksimal karena ada tak ada pupuk, "Kata Daan kepada Komentar, rabu,7/4 diwale saroinsong Lansot kota tomohon.



Disebutkan pula, harga jual jagung saat ini sudah capai 5500, per kilogram, hal ini menyulitkan bagi para peternak babi yang ada.



" Sebelum pandemi, harga jual jagung masih stabil, akan tetapi saat ini ditengah pandemi justru harga jual jagung sangat mahal, situasi seperti ini membuat kesulitan para peternak babi,  karena tak dapat menjangkau harga dipasaran." Sebut Daan Kairupan.



Sementara itu legislator Sulut, dari  partai Gerindra Herol menjayangkan atas terjadi kelangkaan pupuk, sehingga produksi jagung  berkurang dipasaran.



" Kami akan mencari tahu adanya kelangkaan pupuk dipasaran, yang mengakibatkan produksi jagung semakin berkurang dan harga jagung cukup tinggi."Ujar HVK.



Menurut Herol yang duduk di komisi 1 DPRD Sulut, akan memperjuangkan kelangkaan pupuk.dipasaran.



" Saya akan perjuangkan hal tersebut bersama rekan-rekan anggota DPRD Sulut, dan mendorong pihak terkait pemerintah daerah, untuk mencarikan solusi." Ucap Herol kepada Komentar.co.id. (jo-van)




×
Berita Terbaru Update