Notification

×

Iklan

Iklan

MENYOE BUDAYA MENDUNIA, AKSES MENUJU KE DESA MENYOE DIDUGA KUAT JADI LADANG KORUPSI. MASYARAKAT MERANA

Kamis, 03 Desember 2020 | 16:30 WIB Last Updated 2020-12-03T08:30:43Z


MORUT KOMENTAR-Menyoe, Momosalato. Morowali Utara – Budayanya Mendunia, akan tetapi Akses Jalan Yang Menghubungkan Desa Parangisi Ke Desa Manyoe Sangat Memprihatinkan, Seluruh Masyarakat Merana,


Jatuh bangun Aku Mengejarmu, Di ibaratkan Lagunya Hamdan ATT, Setiap Masyarakat yang perjalanannya Menuju ke Desa Manyoe, untuk bisa menembus ke Pedalaman Desa Menyoe Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara (Morut).


Postingan akun media sosial facebook Alan Lumolo yang diketahui adalah seorang pedagang atau penjual ikan ini menggambarkan kesulitannya menembus Menyoe, apalagi saat musim penghujan.


“Dua hari terjebak hujan..jurusan Menyoe, ini hasilnya,” tulis akun Alan Lumolo (1/12)


Desa Menyoe memiliki hasil Pertanian yang melimpah seperti Jagung, Padi Ladang, bahkan kebun Tembakau warga,


Selain hasil Pertanian, panorama wisata alam Desa Menyoe di beberapa lokasi sangat indah dan masih terjaga, seperti sungai Menyoe yang jernih dan jadi tempat berburu ikan yang menjadi tradisi Budaya Suku Wana saat habis panen,


Bahkan turis manca Negara menjadikan Daerah pedalaman sebagai lokasi kunjungan penelitian akan kehidupan suku Wana dan tradisi mereka,


Namun Kondisi akses jalan ke Daerah pedalaman ini adalah salah satu masalah yang dikeluhkan warga setempat,


Selama ini masyarakat pedalaman sering terabaikan, akses jalan ini diharapkan menjadi perhatian Pemerintah Daerah ke depan. *(Foto: Alan Lumolo).menurut beberapa warga mengeluhkan dengan kondisi jalan tersebut.


Termasuk salah satunya Kepala desa Parangisi saat di konfirmasi media Beberapa waktu yang lalu Mengatakan bahwa jalan tersebut sudah pernah ada Anggarannya akan tetapi Kontraktornya  hanya kerja Asal jadi saja.


Menurut kepala Desa Parangisi Bahwa pagu anggarannya yang di turunkan oleh Pemerintah 9 miliyar koma sekian.akan tetapi tidak ditau kenapa sampai mandek begini.


Kesal kepala Desa Parangisi.(ini jalan pak sudah pernah turun anggarannya di tahun 2017,tapi Kontraktornya hanya kerja dengan cara di Gusur saja.


Dan untuk timbunan hanya kurang lebih setengah kilo saja di hampar bebatuan krikil saja pak,)tandasnya,


masih dari kepala Desa Parangisi dan sebagian masyarakat yang sangat kesal dengan pengabaian tentang akses jalan yang menuju Ke Beberapa Desa di Pedalaman terkesan di abaikan.(pak kami disini sudah pasrah kami disini terkesan tidak punya hak sebagai warga masyakat yang menuntut kesejahteraan yang paling utama yaitu Akses Jalan kami pak)cetus warga yang sangat kesal.akan tetapi jika sudah ada pemilu atau Pemilukada atau Pileg. 


Wah kami disini baru teringat bahwa ada masyarakat Desa Manyoe dan sekitarnya.


Apapun halangan dan rintangan tetap mereka berjuang agar bisa meraup suara dengan Dalil jika terpilih akan di bangunkan jalan atau apa semua, dengan segala modus yang di Lontarkan.agar supaya 

bisa Mendapatkan Modal suara.


Akan tetapi Jika sudah terpilih Ibarat Kacang lupa akan kulitnya.Dimana Janji janji para Politik.Kami ini susah sekali.akan tetapi belakangan ini kami sadar Bahwa kami ini hanya di perlukan jika ada perlunya dan jika sudah selesai perlunya kami sudah di Abaikan oleh janji janji politik tikus.


Masyarakat berharap bagi Pemerintah, agar bisa Membangun akses jalan kami ini yang ibaratnya kami jalan di Atas Oli jika itu di musim penghujan.dan berharap kepada Bapak Presiden Agar bisa kami di perhatikan juga, jangan kami ini di anak tirikan tolonglah kami ini, kami berharap agar supaya berita ini sampai ke Bapak Presiden yang Kami Pilih dan kami Banggakan.


Agar kami bisa Menikmati Jalan yang selayaknya Jalan,pintah warga.


Reporter/Editor:Johnny Inkiriwang

Biro : Sulawesi Tengah


×
Berita Terbaru Update