Notification

×

Iklan

Iklan

SEMESTA CINTA DALAM PUISI IVERDIXON TINUNGKI

Kamis, 12 November 2020 | 21:52 WIB Last Updated 2021-05-16T08:27:10Z


 


MEMBACA SAMARKAND


hari itu aku membeli sebidang tanah 

langit pucat. bayangan ciuman, Angela!

perempuan di antara gambargambar geometris 

dari krayon seorang bocah


ia menulis Samarkand

ilusi dalam gelas bening

cuaca paling gemilang sebuah musim

di sana aku mencuat dalam maut ciumannya


o betapa udik aku

kutahu hanya kota ini

hewanhewan endemik merangkak di papan iklan

pohonpohon terhimpit bangunan raksasa


di kiri kanan bidang tanah kubeli aku merasa

ada perih

luka menembus jatidiri


tak ada menjanjikan baju indah di hari tua

hanya keributan para peternak tuhan

mengabar mujizat  tak lagi ajaib. di jalanjalan.

di sarangsarang, berubah tangsi peperangan


Angela…

biarlah aku memilih menunggu fajar terakhir tiba

sepasang sayap barangkali akan tumbuh di punggung

dan maut ciumanmu

membebaskanku dari segala macam ancaman


ORANG GILA DARI EDGAR 


--berapa kali engkau bertemu orang gila sepanjang hidupmu?


ketika aku jatuh cinta pada perempuan monet

perempuan berpayung di pinggir sebuah bukit

perempuan yang menatap jauh ke laut lepas

tibatiba aku merasa diriku sebuah kapal


kapal tangguh dipenuhi lagulagu balini

dan aku berusaha mendekati bukit itu

sedekatdekatnya berlabuh


apakah raut wajahnya pucat?


sumpah! hanya satu kubayangkan, yakni:

--kegembiraan berkeliaran di sana

seperti tanah timur

gembur oleh cinta yang subur


dan aku menunggu:

--menunggu saatsaat paling menggetarkan:

akankah tangannya merangkulku?

merangkul semua yang kupercaya


lupa kuceritakan, 

hari itu pulaupulau bermandikan ultraviolet

dan mataku berkatarak, 

dan dada kiriku sesak!


dan sekali lagi aku bersumpah:

--itu perempuan monet! 

pasti dia!

perempuan seperti itu kurindukan!


namun saat usiaku lima puluh empat tahun

aku menjadi yakin:

--perempuan itu sama sakali tak merindukanku!

tak merindukan segala yang kupercaya:

tanah air dan sejarahnya!

hidup dan maknamaknanya!


--tapi mengapa aku masih merasa bahwa: aku ini sebuah kapal?


apakah kalian dengar yang dilakukan Edgar padaku?

aku ditangkapnya di suatu malam penuh permenungan

puisipuisiku dibakarnya

tanah airku dikoyaknya!

dan aku dijebloskan ke sel terpencil rumah sakit jiwa Maison de Sante

bersama seorang lelaki yang percaya bahwa dirinya sebuah gasing


THE DREAM PABLO PICASSO


barangkali ia hanya seekor kelelawar

ya kelelawar di udara malam mendesis


kali pertama ia menyusup

aku tersihir nokturnal hamparan laut

kapalkapal

sudutsudut pulau

petapeta

dan impianku yang merantau


ternyata ia gaduh yang memiliki tubuh!

gaduh yang memiliki sumbu!

maka, 

kurobek leher perempuan itu

kurobek dengan susah payah

tetapi,

ia terus saja menyebut namaku

aku terpenjara oleh suaranya

oleh desisnya yang jelita


kami bercinta dengan amat jelita

saling menyentuhkan tubuh katakata

aku kembali percaya

ia hanya kelelawar di udara malam yang mendesis

dan cakarcakar moleknya

menggenitiku dengan solek


ada cermin segi empat di sebuah kamar hotel

ia bugil di depannya sekitar satu jam

kalian tahu apa yang terjadi?


cermin itu meleleh!

dan bulan tak berkedip


pukul empat sore

ia melangkah anggun di sebuah mall

busananya sederhana

bibirnya segores lipstik merah muda

dan waktu berhenti mendetak

semua mata mengikuti perlahan satu demi satu langkahnya

kalian tahu karena apa?

tak ada apaapa sesungguhnya

tapi semua percaya ia jelmaan madona


maka,

kurobek leher perempuan itu

kurobek dengan susah payah

mengapa malam ini ia terus saja menyebut namaku

kepalaku terkulai penuh ulat

penuh kutu

kutu dari suara jelmaan Madona itu


setiap pukul sembilan malam aku berdoa

tapi mengapa aku ikut mendoakan dia

mendoakan sayapsayapnya yang anggun

mendoakan jangan sampai sayap bertiang rapuh itu patah

mendoakan perantauannya mengarungi gelap malam

mendoakan hatiku yang tak bisa lepas dari panggilannya


di sebuah sofa mendekati pagi

di jam yang sama saat Salvador Dali melukis The Persistence of Memory

aku seakan Gustav Klimt dari Vienna mencium pipi seorang gadis

dikelilingi selimut emas


--aku kembali jatuh cinta!

 cinta yang luka!


MANADO KOMENTAR - Tentang Penulis: 

Iverdixon Tinungki, adalah penerima penghargaan sastra dari sejumlah lembaga seni, lembaga pemerintah, LSM dan media massa baik nasional dan daerah. Penerima Anugerah Puisi  tahun 2013 lewat Buku Kumpulan Puisi “KLIKITONG” sebagai Buku Pilihan pada Sayembara Buku Puisi Indonesia. Penerima 

Anugerah Puisi tahun 2014 lewat Buku Kumpulan Puisi “MAKATARA” sebagai Buku Pilihan pada Sayembara Buku Puisi Indonesia. Sejulah buku puisinya juga ikut menjadi nominator penghargaan Sayembara Buku Puisi Indonesia. Tahun 2019, buku Kumpulan Puisinya “Orang Gila Dari Edgar” dinyatakan sebagai Buku Terpuji Sayembara Buku Puisi Indonesia.

×
Berita Terbaru Update