Notification

×

Iklan

Iklan

PENYAIR DAN MASA DEPANNYA

Jumat, 27 November 2020 | 13:15 WIB Last Updated 2020-11-27T05:15:34Z


Kredit foto. Dorian Grey oleh Elodie Iver / Pinterest


Oleh : Jane Lumi


MANADO KOMENTAR - Menulis puisi sebenarnya tidak pernah semudah. Ini tidak hanya sebuah permainan kata menjadi barisan larik dan umpan atau hanya pemilihan diksi yang dirangkai dengan indah dan sedap kedengarannya. Menulis puisi jauh melebihi itu. Ia adalah kontemplasi seorang penyair. Ia lahir dari hasil permenungan dan pergulatan antara nalar dan. Inilah mengapa seni (puisi) itu sesuatu yang tinggi dan bernilai. Sejarah mencatat penyair penyair besar yang menginspirasi dunia bahkan karya karyanya abadi dan kita nikmati sampai sekarang.Horatius, Sartre, Tolstoy, Gibran, Shakespeare, Poe, Wordsworth, Dumas, Kafka, Wilde, Steinbeck, Hemingway, Rumi, bahkan Chairil Anwar, Rendra, dan Sapardi - serta tak terbilang para penyair kenamaan dunia lainnya yang karya-karyanya sangat berpengaruh bagi sejarah dan peradaban manusia. Ide, 


Tugas kita semua saat ini bagaimana menumbuhkan kultur apresiatif masyarakat terhadap penyair dan karya karyanya. Kita mungkin bisa belajar bagaimana masyarakat di luar negeri yang sangat menghargai dan mengapresiasi para penyair. Tidak heran disana penyair bisa "hidup" dengan fokus menulis puisi untuk sementara di sini para penyair kita mesti punya "pekerjaan sampingan" alias pekerjaan lain untuk menopang hidupnya. Hanya segelintir penyair yang bisa dikatakan sukses di jalan ini (membuat buku dan laris terjual, misalnya). Penyair di negeri ini masih harus berjuang untuk eksistensinya, baik secara karya maupun secara ekonomi (finansial).Dalam hal kita semua sama-sama bertanggung jawab untuk menciptakan dan menumbuhkan kultur apresiatif tersebut dimulai dengan hal paling sederhana namun penting - tidak melakukan plagiat. Kemudian hargai karya penyair dengan cara mensupport dan memberi ruang bagi mereka. Kita semua bertanggung jawab untuk itu, tidak hanya pemerintah saja namun masyarakat juga harus diedukasi dan disadarkan bahwa proses berkesenian (tercenian) tidak terjadi begitu saja dan tidak semua orang bisa melahirkan puisi yang layak disebut puisi (bukan sekedar pengrajin kata). 


Ini hanya sebuah catatan sederhana dan refleksi bagi kita dan bagi siapa saja yang masih peduli dengan para penyair kita. Ingatlah, para penyair filsuf adalah penjaga nyala zaman. Karena sejatinya gagasan atau ide tak pernah mati meski raga mereka kelak menyatu bumi. Setiap ide dan gagasan yang disuarakan lewat memiliki kekuatan digdaya yang sanggup mengubah dunia.


Penulis adalah penyair dan seniman


×
Berita Terbaru Update