Notification

×

Iklan

Iklan

BIDEN, JOE BIDEN

Minggu, 08 November 2020 | 13:04 WIB Last Updated 2021-05-16T08:27:58Z

        Foto : Presiden Terpilih USA Joe Biden 
 


Oleh : Rio Ismail 


MANADO KOMENTAR - Saya sangat mengenal dekat dan sungguh akrab dengan Biden. Setiap bertemu dia pasti bercanda atau saling mengolok. Tak bisa melupakannya. Hanya dia yang mau mengkritik tulisan saya. Meski dia selalu menyampaikan dengan cara bisik-bisik. "Tuan pe tulisan komang talalu keras skali bakritik pemerintah", begitu bisiknya dalam dialek Manado.


Ketika nama Joe Biden diberitakan mengungguli perolehan suara Donald Trump, saya merasa biasa saja. Karena siapapun jadi presiden Amerika, tak akan ada perubahan radikal dalam hal politik luar negeri negara ini. Yang berbeda hanya gaya menjalankan pemerintahan, terutama cara berkomunikasi. 


Tapi jika melihat gaya komunikasi pollitik Biden dan Kamala, nampak ada ruang bagi dunia untuk bisa berkomunikasi dengan Amerika. Setidaknya kita bisa berharap tak ada lagi perdamaian yang akan dilakukan dibawah todongan senjata. Atau, tak ada perang yang diciptakan dengan alasan perdamaian.


Saya sebetulnya sangat senang Donald Trump tersingkir. Bahkan jika saya warga negara AS, saya ingin sekali melemparinya dengan telur busuk. Biar dia merasakan bagaimana aroma kemarahan banyak orang melekat di badannya dalam bentuk bau telur busuk. Biar dia tahu pesan banyak orang korban kebijakan US yang mengangkangi kesepakatan Paris soal isu perubahan iklim. 


Yang pasti, saat banyak orang terlena dengan pesona Joe Biden-Kamala Harris, saya teringat dengan penuh haru sosok almarhum Biden Kandores. Pendahulu saya di dunia jurnalistik di Manado pada era 80-an hingga 90-an. Dulu kepala LKBN antara dan Ketua PWI Sulawesi Utara.


Biden juga sekalem Joe Biden. Makanya dia agak kaget dengan gaya jurnalistik saya yang lugas, kritis, terbuka, bahkan menohok dengan hasil riset investigatif. Dia menganggap gaya saya mengundang musuh untuk marah. Bisa merugikan media. Makanya dalam beberapa hal saya ikuti nasihat Biden Kandores. Hanya agar koran tempat saya bekerja tetap selamat. Dan Pemred saya tak risau sambil mencorat-coret naskah yang saya bikin. 


Biden Kandores setia hingga akhir jadi jurnalis. Sesetia Joe Biden pada cita-citanya menjadi presiden. Saya justru membelot jadi aktivis LBH dan Walhi karena merasa di sana lebih bisa melawan secara frontal dan berteriak bebas.


Selamat datang Joe Biden. Dunia sudah capek dan nyaris porak-poranda, dan tetap berjalan dengan skema neo-liberalism dan neo-imperialism. Siapa tau Anda memang mau tahu dan peduli. Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik untuk senior Biden Kandores: orang baik.


Penulis adalah Dramawan dan Sastrawan. 

×
Berita Terbaru Update