POSO KOMENTAR-Sidang kasus pencemaran nama baik Bupati Poso Darmin Sigilipu, dengan terdakwa Novran, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Poso, yang dipimpin hakim ketua Harianta, Selasa (20/10/2020).
Kali ini Novran menghadirkan saksi meringankan Krisna Jaya. Dalam kesaksiannya, Krisna mengaku mendengar rekaman dugaan asusila itu setelah tersebar di media sosial.
Untuk memastikan kebenaran rekaman itu, Dia menelepon Diky, suami dari perempuan VT yang terlibat percakapan dalam rekaman dugaan asusila yang menyebut bupati.
“Pada tanggal 6 Desember 2019 saya menelopon Diky menanyakan tentang suara dalam remakan audio yang telah beredar dari bulan Mei 2019. Dan Diky bilang pada saya bahwa memang benar rekaman itu dia (Diky) yang rekam,” jelas Krisna.
Maksud Krisna menelepon Diky semata-sata sebagai bentuk simpatik atas masalah yang dialaminya. “Saya menelepon itu hanya ingin bersimpatik sama dia (Diky) dan untuk mencari kebenaran,” jelas Krisna.
Dalam percakapan dengan Diky, Krisna mengaku tak banyak bertanya dan membahas masalah yang dialaminya.
Dia hanya mengungkapkan rasa bersimpatik karena rumah tangga Diky hancur akibat orang ke tiga.
Krisna menambahkan, saat dirinya akan hadir sebagai saksi di PN Poso, dia kembali menelefon Diky yang saat ini berada di kampung halamannya di Uengapu, Nusa Tenggara Timur.
“Jadi tanggal 6 Oktober 2020 lalu saya menelepon kembali Diky, memberi tahu kalau saya akan jadi saksi, dan Diky mengaku sudah tidak mau ikut campur dengan urusan itu lagi, tapi dia (Diky) tetap mengaku bahwa rekaman itu adalah suaranya dengan istrinya,” jelasnya.
Sidang lanjutan kasus yang pencemaran nama baik ini akan kembali digelar pada Selasa depan, dengan menghadirkan saksi Steve Lusikoi dan Iskandar Lamuka yang pernah dilaporkan bupati Poso dalam kasus yang sama, pencemaran nama baik.
Reporter : Johnny Inkiriwang
Biro. : Sulawesi Tengah
