Notification

×

Iklan

Iklan

PERNYATAAN GUBERNUR DIY, DITENGAH PERINGATAN SEWINDU UUK

Selasa, 01 September 2020 | 22:28 WIB Last Updated 2020-09-01T16:57:09Z

Sri Sultan Hamengku Buwono X

YOGYAKARTA KOMENTAR-Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan Sapa Aruh Refleksi Sewindu UUK DIY, bertempat di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta pada Senin (31/08/2020).

Sapa Aruh Refleksi Sewindu UUK DIY itu yakni, Upaya mengolah kritik untuk menghadirkan negara sedekat mungkin dangan rakyat dimana Organisasi Perangkat daerah (OPD) Pemda DIY diminta melakukan instropeksi-kritis, memiliki kelapangan dada terhadap kritisi-konstruktif dari masyarakat, serta membuka ruang dialog aspiratif. Sebab KeIstimewaan DIY disangga melalui sinergi Tiga Pilar: “Kaprajan-Kampus-Kampung”

Lalu rerlandaskan Urusan Perangkat Daerah UUK DIY, maka UU Desa menjadi spesifik, dalam arti membawa penyesuaian nomenklatur jabatan Camat hingga level di bawahnya.

Selain nama beberapa OPD DIY dan Kabupaten/Kota yang mengalami perubahan nama, tetapi pelayanannya menjadi lebih berbudaya Yogya, dengan strategi “Desa Mengepung Kota.

”Niscaya Desa akan menjadi sentra pertumbuhan dan penerapan pembangunan Desa lebih diprioritaskan. Lewat konsep ini sangat relevan untuk mengakselerasi pembangunan Desa dalam mengejar kemajuan perkotaan," kata Gubernur.

Lanjut disampaikan Gubernur, pada bagian ketiga, adalah Implikasinya, dimana sampai ke-Desa pun juga berlangsung pergeseran budaya Desa, yg mengedepankan rasionalitas dan iptek, sehingga dapat menguasai iptek, guna menghidupkan setiap Desa sejalan konsep Toynbee dengan membangun kelompok aktor kreatif sbg pelaku utama Gerakan Kebudayaan “Jogja Gumrégah”

Lanjut di katakan Gubernur, saat ini covid-19 belum berakhir, itu sebabnya,  Desa harus menjadi modal utama dalam mewujudkan tatanan Indonesia Baru yang berkeadilan sosial, berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik serta bermartabat secara kebudayaan.

Kendatti begitu kata Gubernur, siasat kebudayaan perlu didorong utk menuju Kemandirian Desa, karena keistimewaan DIY diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut, dengan tercukupinya kebutuhan sandang, papan, pangan serta pendidikan sebagai wujud kesejahteraan warga.

"Dari Desa, Keistimewaan harus mendorong pendirian Desa Mandiri Budaya (DMB). Visi DMB adalah “Desa/Kelurahan mardika berdaulat, berintegritas dan inovatif dalam mengaktualisasikan nilai-nilai KeIstimewaan melalui pendayagunaan segenap potensi sumberdaya dengan melibatkan partisipasi warga dalam pembangunan & pemberdayaan masyarakat,"tandas Gubernur.

PENULIS.              DONALD LAUKON
KONTRIBUTOR.   YAGYAKARTA
EDITOR.                 RENNY SUGIARTO
×
Berita Terbaru Update