Notification

×

Iklan

Iklan

Peluncuran Buku Sajak Bicaralah yang Baik-Baik Karya M Rohanudin, Ketua KPK : Muncul Menggelora

Selasa, 18 Agustus 2020 | 21:41 WIB Last Updated 2020-08-19T04:20:45Z
Jakarta Komentar -
Selain piawai sebagai penyiar radio, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) Mohammad Rohanudin ternyata punya hobi membaca puisi.

Setiap kali berpartisipasi dalam Konser Kebangsaan RRI dalam beberapa tahun terakhir, pria 63 tahun ini rutin berpentas di belasan kota.

Kali ini, saat mentas di Jakarta, pada Malam Apresiasi Puisi bertepatan dengan perayaan HUT ke 75 RI misalnya, ia membacakan puisi berjudul "Kemerdekaan Corona dan Korupsi".

"Jangan berkedip
Majukan bola mata kita kencang kencang kedepan
Letakkan dua jari mengapit kelopak mata
Jatuhkan ke Bumi ..."

Begitu M Rohanudin mengawali puisinya berkolaborasi dengan Lena Guslina yang bergerak melipat tubuh dengan lambat cepat menyingkap menari sambil membawa dua topeng berwana merah dan putih. Topeng-topeng itu dipegang Lena masing masinng dengan dua tangannya.

Hal ini sebagaimana
Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Mohamad Rohanudin meluncurkan kumpulan sajak dan puisi "Bicaralah yang Baik-Baik” di Auditorium RRI Jakarta, Senin malam (17/8/2020).

Kumpulan puisi sajak dan puisi ini mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh, salah satunya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri. 

"Seketika saya membaca saja yang dibuat oleh Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin. Seketika itu pula semangat kita, cinta kita, kebangsaan kita, muncul menggelora," kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam peluncuran kumpulan sajak dan puisi milik Rohanudin, yakni "Bicaralah yang Baik-Baik” di Auditorium RRI Jakarta,

Selain Firli, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz juga mengapresiasi puisi Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin tersebut.

"Mencari solusi terhadap persoalan bangsa dianggap berat tidak cukup dengan politik. Tapi juga dengan karya seni. Kumpulan puisi ini semoga bisa membantu bangsa ini keluar dari permasalahan dari pandemi COVID-19, aamiin ya robbal alamiin," ungkapnya.

Sedangkan Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman mengaku ingin menjadi penyair lagi ketika ia membaca buku karya Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin.

Menerima buku bicara yang baik-baik dari Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin mengingatkan saya pada judul buku puisi Acep Zamzami saya ingin menjadi penyair lagi," terangnya.

Di sisi lain, Penyair Acep Zamzam Noor menilai puisi-puisi dalam "Bicaralah yang Baik-Baik” yang ditulis Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin ditulis dengan bahasa yang lugas, jujur dan sederhana.

"Puisi-puisi dalam buku ini ditulis dengan bahasa yang lugas, jujur dan sederhana," kata Acep.

Lain lagi yang disampaikan penyair Zawawi Imron. Ia menilai kumpulan puisi karya Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin membangkitkan persatuan bangsa.

"Bicara yang jelek merusak persatuan," tegasnya.

Sejarah Singkat Mohammad Rohanudin :

Kesukaannya pada puisi tumbuh sejak belia. Saat duduk di kelas III sekolah menengah pertama, ia menulis puisi pertamanya yang berjudul “Senja”. Ketika menulis puisi yang terdiri atas dua baris itu, ia tengah duduk di langgar dekat rumahnya dan terinspirasi seruan azan magrib.

Pria kelahiran 19 September 1957 tersebut merintis perkawinan syair dan penyiaran sejak di bangku SMA, tatkala menjadi penyiar radio Double One. Radio dan syair memang bagian kehidupannya

Rohanudin makin keranjingan puisi saat berkarier sebagai penyiar radio dan berinteraksi dengan D. Zawawi Imron, penyair asal Sumenep yang juga seniornya di sekolah. Menurut dia, puisi-puisi Zawawi serupa dengan karya penyair idolanya, W.S. Rendra. «Puisi-puisinya kritis terhadap situasi sosial yang ada. (Alpin)
×
Berita Terbaru Update