foto ilustrasi |
Kapal petahana ini sudah banyak orang yang lompat kelaut karena kapalnya sudah mau tenggelam dan di depannya badai covid-19 menghadang dengan sangat menakutkan dgn jumlah kasus COVID disulut tembus 2313 org / tgl 27 july 2020 korban dan mungkin akan bertambah lagi
Sampai hari ini orang masih membicarakan hasil survei Indikator Politik Indonesia untuk Pilkada Sulawesi Utara tahun 2020. Survei itu dilakukan pada tanggal 1 s/d 6 Maret 2020 sebelum covid-19 desease. Menurut saya survei ini mengirimkan dua sinyal.
Pertama petahana masih mengungguli penantang yang lain dengan angka 40% walaupun trennya menurun. Setidaknya pendukung petahana masih dibuat senang dengan angka ekstrapolasi elektabilitas diatas bahwa jika hari ini diadakan pilkada dengan tiga pasang calon dengan angka itu para buzzernya masih mendapatkan pesan situasi aman terkendali.
Kedua publik yang cerdas para pengambil keputusan di dunia bisnis dan politik, di suguhi tren hasil survei yang mengabarkan posisi petahana hanya dibawah 50% dan penantang terus melejit maka posisi petahana berada dalam keadaan bahaya.
Membaca angka ini, jangan heran kalau saat ini dan selanjutnya akan ada yang menyebrang ke kubu penantang apalagi kalau tren itu berlanjut pada penilaian kinerja petahana yang kurang menggembirakan mengatasi covid-19 desease.
Para elit politik dan bisnis juga tentu paham bahwa tren survei tidak mudah berubah. Merubah tren survei tidaklah semudah mengubah arah perahu kecil tetapi sulit seperti membelokkan kapal Titanic di laut yang tidak terlalu dalam.
Kepanikan Pollster pendukung petahana karena kapalnya sudah mulai oleng terlihat dengan jelas dari prilaku-prilaku berpolitik yang ditampilkan. (Alpin)