ASWIN LUMINTANG |
Dalam kegiatan, yang ikut dihadiri oleh sejumlah pimpinan media di Manado itu, terungkap sebuah pesan bagi wartawan, agar tidak menulis dengan gaya "bombastis", terkait berita terorisme, sehingga terkesan serem untuk dibaca masyarakat.
Wartawan dalam gaya menulis juga diminta untuk menyajikan berita yang profesional dan enak di komsumsi oleh publik mengenai radikalisme dan teroris di Indonesia.
”Rekan-rekan media diharapkan dapat memberikan informasi terbaik tentang radikalisme dan terorisme kepada masyarakat sehingga enak untuk dibaca. Sajikan pemberitaan yang intinya memberikan pelajaran kepada masyarakat terkait penanggulangan terorisme,” ujar Kabid Humas Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulut Aswin Lumintang yang juga Wakil Pemimpin Redaksi harian Tribun Manado.
Lanjut dikatakan Lumintang, terkadang dia mendapati berita tentang terorisme dengan judul yang membuat masyarakat pembaca terkejut.
"Saya sangat paham dengan suasana batin rekan-rekan wartawan, ketika mendapat informasi mengenai terorisme. Sudah pasti punya tujuan untuk menarik simpati pembaca dengan penjudulan yang agak serem atau "bombastis". Saya tidak sedang mengintervensi cara menulis rekan-rekan wartawan, terutama dalam pemberian judul. Tapi khusus untuk berita mengenai radikalisme atau terorisme, kita perlu menyatukan presepsi sebagai wujud kebersamaan untuk menyajikan berita mengenai terorisme yang lebih indah,"pintanya.
Pada bagian lain kata Lumintang, dengan bergabungnya beberapa jurnalis masuk dalam FKPT, secara langsung tugas untuk mensosialisasikan pemberitaan tentang radikalisme yang tujuannya lebih mengarah kepada memberikan edukasi kepada masyarakat sudah terlaksana." Alangkah baiknya berita yang di kemas oleh reporter melewati proses editing,"tandas Lumintang.
Penulis Diana Sondakh
Editor Joppy Senduk