JURANI RURUBUA |
“Ini penting untuk diingatkan kepada pemerintah, agar dapat segera melakukan antisipasi dini. Artinya pemerintah secepat mungkin melakukan sosialisasi lewat aparat di kantor kecamatan, keluarahan samapai ke tingkat lingkungan memasuki musim hujan yang identik dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD),”kata Jurani.
Lanjut dikatakan Jurani, apabila populasi nyamuk Aedes aegypti meningkat, maka kasus DBD bisa merajalela, dan menghantam masyarakat terutama untuk anak usia balita.
"Jadi pusat pengembangbiakan nyamuk adalah kaleng-kaleng bekas yang sebelumnya kering kemudian terisi air dengan tiba-tiba. Lalu setelah itu, nyamuk akan menuju ke tempat penampungan air yang tidak ditutup. Ini yang harus diantisipasi oleh masyarakat,”ujar Politisi Parti Solidaritas Indonesia (PSI) ini.
Dia menjelaskan, bahwa ada startegi yang paling jitu untuk memerangi pengambangbiakan nyamuk DBD yaitu, dengan melakukan 3M, menguras tempat-tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.
“Kita harus secepat mungkin mengantisipasi datangnya penyakit mematikan itu. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Saya tidak ingin melihat ada sederetan anak balita yang terkapar tak berdaya di rumah sakit untuk menunggu pengobatan medis, karena terserang oleh penyakit DBD,”tandasnya.(jose)