Notification

×

Iklan

Iklan

WASPADA DAMPAK PSBB DKI, GUBERNUR DIY ANTISIPASI LONJAKAN PEMUDIK

Jumat, 11 September 2020 | 15:19 WIB Last Updated 2020-09-11T07:23:56Z
YOGYAKARTA KOMENTAR-Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk menarik rem darurat Covid-19 dan kembali menerapkan PSBB ketat seperti saat pertama Covid-19 mewabah di sana.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pihaknya harus melakukan beberapa langkah antisipasi.

"Mestinya kita waspadai justru 14 September Jakarta mau melakukan PSBB kembali seperti dulu. Kita khawatir sebelum 14 mungkin orang Yogya yang ada di Jakarta kembali seperti kemarin," ungkapnya ditemui di Gedung DPRD DIY, Kamis (10/9/2020).

Berkaca pada pengalaman sebelumnya, saat DKI Jakarta menerapkan PSBB, Pemda DIY khawatir jumlah pemudik meningkat.

Namun kekhawatiran tersebut belum terbukti karena pada saat itu Dinas Perhubungan DIY mencatat trend kendaraan yang masuk DIY menjelang pemberlakukan PSBB di DKI Jakarta justru turun.

Meski saat itu Pemda DIY mengaku kesulitan melakukan penghitungan karena menggunakan sistem manual serta laporan dari perusahaan transportasi tidak dilaporkan secara reguler.

Selain itu, untuk keluar masuk penumpang di Terminal Giwangan menjadi kewenangan pusat sehingga data tidak otomatis bisa diakses oleh Pemda DIY pada saat itu.

"Itu yang harus kita waspadai. Makanya kami minta Pak Wagub melakukan rapat satgas bagaimana mengantisipasi. Semoga saja nggak (banyak pemudik). Tapi DKI nanti 14 September kembali PSBB kemarin. Saya khawatir (Jakarta) diclose, orang pada keluar," urainya.

Tak hanya pada jajaran OPD di Pemda DIY serta Pemerintah Kabupaten/Kota, Sultan juga menghendaki pemerintah desa untuk berbuat sesuatu untuk mencegah meluasnya dampak PSBB DKI Jakarta bila pemudik kembali ke kampung halaman mereka.

"Saya berharap bagaimana lurah-lurah mewaspadai seperti kemarin," tegasnya.

Disinggung mengenai upaya warga untuk melakukan pembatasan akses keluar masuk kampung seperti marak dilakukan saat awal dulu, Raja Keraton Yogyakarta tersebut mempersilahkan warga.

"Ya nggak papa, itu untuk memudahkan tracing. Malioboro juga gitu, masuk Malioboro datanya masuk, masuk ke desa datanya masuk, yang penting kalau ada yang sakit mempermudah (tracing)," ucapnya.

Penulis.           Donald Laukon
Kontributor.     Yogyakarta
×
Berita Terbaru Update