 |
| Seluruh Panitia |
MANADO KOMENTAR. Robert Wolter Mongisidi (RWM) boleh saja fisik tidak hadir dierah Milenia saat ini. Tetapi semangat patriotisme yang dikenal dengan kalimat " Setia Hingga Terakhir Dalam Keyakinan" terus bergaung hingga saat ini dan untuk selamaya.
Peringatan 70 Tahun gugurnya Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi (5/9-2019), kali ini sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena Tahun ini semua kepanitiaan adalah keluarga besar Mongisidi.
Dijelaskan Ketua Umum Panitia, Brigjen TNI Ricky F. Winowatan, dimana semua panitia adalah keluarga besar dari Alm. Robert Wolter Mongisidi. Biasanya selama ini seluruh anak suku Banti dilibatkan dalam kepanitiaan.
Diakui sang Jendral, bahwa Tahun ini ada sedikit perbedaan dari segi kegiatan, dimana kali ini betul-betul lebih menampilkan sosok Robert Wolter Mongisidi. Kalau tahun-tahun sebelumnya lebih fokus pada bentuk Festival Budaya Bantik, sementara ceritra tentang siapa Robert Wolter Mongisidi tidak ditampilkan secarah menyeluruh.
Ditambahkan Elsje Mongisidi, ME. Ketua Harian Peringatan 70 Tahun Gugurnya Pahlawan Nasional RWM. Kegiatan yang telah dilaksanak berupa Lomba Baca Puisi hasil karya Robert Wolter Mongisidi di Mantos beberap waktu lalu, diikuti siswa SMA/SMK sederajad di Kota Manado.
Kemudian lomba penulisan Esay tentang sosok RWM yang diikuti Siswa SMA sederajat dan Mahasiswa. Hasilnya diumumkan pada puncak acara di Graha Gubernuran Kompleks Rumah Dinas Gubernur, Bumi Beringin (5/9-2019) yang dimenangkan sebagi Juara I, Adrianus Wilem, dari UNSRAT.
Menurut Elsje, sengaja panitia lebih memilih kegiatan yang banyak melibatkan anak-anak muda. Tujuannya agar kaum Milenia tidak melupakan para pahlawan Nasional seperti Rober Wolter Mongisid.
Diharpakan semangat Patriotisme RWM menjadi inspirasi kita semua dalam tugas masing-masing, terutama bagi kaum Milenia agar lebih mencintai pahlawan Nasional.
 |
| Tutie & Rona |
Turut hadir dalam acara akbar ini Keluarga besar Mongisidi Sedunia, diantaranya Ricky Winowatan (Jakarta) Rona Winowatan (Prancis), Tutie Mongisidi (Australia), dan dari Papua.
Rona Winowatan, mengaku sangat berkesan, bangga sekaligus rasa haru dengan kegiatan ini. Bahkan sampai menitikkan air mata setelah membaca secara rinci riwayat hidup, RWM, yang mengalami penyiksaan selama dipenjara.
Karen disaat mau dieksekusi oleh juru tembak besok paginya, justru sepanjang malam, RWM, tertidur pulas seakan tidak ada masalah sedikitpun dalam benaknya. Bahkan, dia memberi salam kepada juru tembak sebelum eksekusi dilakukan, dan tanpa menutup mata dengan sehelai kainpun waktu eksekusi dengan tembakan.
Itulah jiwa patriotisme Robert Wolter Mongisidi yang dikenal dengaan sapaan "Bonte". Harus dijadikan teladan bagi kaum milenial saat ini, tutup Rona Winowatan yang diaminkan Tutie Mongisidi dari Australia. (Jansen)
.jpeg)
