 |
| BENNY PARASAN |
Hal ini disampaikan Parasan, lantaran rakyatlah yang akan menentukan masa depan yang bahagia untuk negara.
"Sistem yg sudah menjadi komitmen bersama yaitu demokrasi yang sudah diletakkan oleh para pendiri bangsa ini, "kata Parasan yang di kirim melalui akun WA-nya.
Kendati begitu kata Parasan, seiring berjalannya waktu, demokrasi terseok-seok lantaran ketidakmampuan rakyat, untuk menterjemahkan demokrasi yang sesungguhnya. Padahal katanya, demokrasi itu adalah milik rakyat.
Parasan kemudian menjelaskan, bahwa perjalanan bangsa Indonesia secara empiris telah menggambarkan proses demokrasi lewat momentum politik berlebel pemilu.
Parahnya lagi, bahwa rakyat secara terang-terangan telah menggadaikan hak kewenangan mereka kepada para elit politik dengan cara menerima Money politiks, yang hadir ditengah - tengah perhelatan politik dlm pemilu.
"Inilah produk dari apa yg disebut era reformasi. Apa yg kita semua lihat lewat tayangan Najwa Shihab sesungguhnya sangat miris. Najwa menyampaikan suara rakyat dalam konteks keprihatinan untuk KPK, dengan revisi UU KPK. Tapi itulah suara hati nurani yang tidak bisa diimplementasikan dlm kondisi saat ini, mengapa..? Rakyat sudah menjual hak yang hakiki mereka, dengan menerima uang suap untuk memilih orang tertentu dalam lemilu. Dan mereka yang ingin merevisi UU KPK. Itulah hasil dari produk KPU yg sudah membeli suara rakyat. Untuk itu mereka yg mewakili rakyat sudah membayar tunai sehingga rakyat diam dan tidak berdaya. Semua diketahui. Apalagi kontestasi pemilu baru selesai. Uang berseliweran diseantero bumi pertiwi. Rakyat pesta pora menerima suap dari para Caleg. Jadi kedepan, rakyat tidak usah menuntut banyak dari mereka yg menjadi pemimpin, "tandas Parasan, Politisi Gerindra yang mampu mencatatkan diri sebagai Anggota DPRD paling lama yaitu 4 periode.(jose)
