Notification

×

Iklan

Iklan

PANUNGKELAN, KUPAS TUNTAS BURAMNYA RAPORT PENDIDIKAN Di SULUT

Selasa, 07 Mei 2019 | 23:00 WIB Last Updated 2019-05-07T15:00:04Z
Florens S.T. Panungkelan, SE. M.Pd. Kepala LPMP Sulut.

SULUT KOMENTAR.  Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP ) Sulawesi Utara, Florens S.T. Panungkelan, SE. M.Pd. dihadapan peserta MKKS SMA se Sulut, (7/5-2019) di Manado, mengupas tuntas Peta Mutu Pendidikan di Sulawesi Utara pasca pelaksanaan UNBK beberapa waktu lalau.

Menurut, Florens, dari hasil kajian dan analisa yang telah dibuat terhadap kondisi mutu pendidikan Sulawesi Utara, ternyata masih menimbulkan rasa prihatin dan memiriskan.

Yang menjadi sasaran pihak LPMP sebagai dasar penilaian mutu pendidikan adalah didasarkan pada 8 ( Delapan ) Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) sebagai standar minimal yang harus dipenuhi ditiap tingkat satuan pendidikan.

Dari total 224 SMA di Sulut, baru sekitar 40 % yang menuju ke Standar Nasional Pendidikan. Kemudian ada 75 sekolah yang kekurangan tenaga guru. Bahkan Indikator kepemimpinan Kepala sekolah nyaris Nilai Merah ( 2,06 ), atau hanya terpaut angka nol, nol dua (0, 02) dari nilai merah ( 2,04).

Yang lebih miris lagi dari hasil keseluruhan UNBK Tahun 2019, posisi Sulut berada pada peringkat 32 dari 34 Propinsi untuk SMA dan peringkat 31 dari 34 Propinsi untuk SMK. Hal ini sesuai dengan hasil Standar Kompetensi Lulusan Dimensi Pengetahuan hanya capai angka 5,02 ( lima koma nol dua ).

Menurut, Florens, dari hasil Peta Mutu Pendidikan Sulawesi Utara, menjadi tantangan semua pihak yang berkompeten dengan mutu pendidikan, agar bersama-sama berusaha memenuhi 8 ( Delapan ) SNP.

Ada beberapa indikasi penyebab turunya mutu pendidikan di Sulawesi Utara. Seperti di sampaikan Arthur Tumipa, Kabid SMA Dikda Sulut, dimana kurangnya kegiatan MGMP (  Musyawarah Guru Mata Pelajaran ).

MGMP dinilai sangat penting rutin dilaksanakan sebelum tahun pelajaran dimulai. Tujuannya agar setiap guru memahami betul mata pelajaran yang diajarkannya.

Bahkan ada indikasi yang lebih ekstrim lagi dimana penyebab turunya nilai mutu pendidikan di Sulut, disebabkan masih banyak sekolah yang tidak layak beroperasi namun tidak dibubarkan atau dilakukan merger. Sehingga nilai tinggi disekolah lain tertarik kebawah oleh sekolah tak layak operasi sesuai 8 (Delapan ) SNP. (Jansen)



×
Berita Terbaru Update