Notification

×

Iklan

Iklan

Pagelaran Adat Tulude Bitung 2019 Begitu Spektakuler

Jumat, 01 Februari 2019 | 23:03 WIB Last Updated 2019-02-18T16:14:34Z

BITUNG KOMENTAR-Setelah melalui berbagai macam persiapan serta rangkaian acara yang telah di susun, akhirnya pagelaran acara adat Tulude tahun 2019, yang di prakasai oleh Ikatan Kerukunan Sitaro Sangihe, Talaud (IKSSAT)  bekerja sama  dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Bitung bisa terlaksana dengan begitu spektakuler.

Acara yang di laksanakan di Pantai Sari Kelurahan Manembo-nembo Kecamatan Matuari , Jumat (1/02/2019) sejak siang sampai malam hari  di padati oleh ribuan warga Kota Bitung  bahkan ada beberapa turis mancanegara yang datang guna menghadiri pagelaran Tulude tersebut, meskipun hujan sempat mengguyur Kota Bitung sejak pagi hingga sore hari menjelang.

Dalam acara di hadiri langsung oleh Walikota Bitung Maxmiliaan J Lomban didampingi Istri tercinta Ketua TP PKK Kota Bitung, Ny Khouni Lomban Rawung, Wawali Kota Bitung Maurits Mantiri didampingi istri tercinta Wakil Ketua TP PKK, Ny Rita Mantiri Tangkudung, Sekda Kota Bitung Audy Pangemanan, Ketua DWP Kota Bitung Ny Rinny Pangemanan Tinangon, Kadis Pariwisa Kota Bitung Pingkan Kapoh, Ketua Ikssat Mocktar Parapaga serta seluruh pejabat Pemkot Bitung.

Berbagai pagelaran seni telah di ramu menjadi bagian dalam acara Tulude tersebut oleh panitia yang membuat para tamu undangan dan masyarakat larut dalam suasana pesta adat yang memiliki ritual keagamaan itu.

Moctar Parapaga Ketua IKSSAT Sulut

Moctar Parapaga selaku ketua IKSSAT Sulawesi Utara (Sulut) ketika ditemui sejumlah wartawan mengatakan bahwa, Pelaksanaan upacara adat Tulude di Kota Bitung ini sedikit berbeda dengan pelaksanaan Tulude di Daerah lain yang dihadirinya karena diisi dengan berbagai pagelaran budaya menarik selain pemotongan kue tamo salah satunya tarian masamper dengan menampilkan ribuan siswa dari berbagai sekolah di Kota Bitung dibawah pimpinan Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Bitung, Julius Ondang.

"Saya bangga serta kagum dengan tarian Masamper kolosal yang dibawakan 1200  orang siswa ini, terimakasih buat adik adik, kita semua yang sudah ikut mengsukseskan pegelaran Tulude ini," katanya.

Sementara itu dalam sambutan Wali Kota Bitung Maxmiliaan J Lomban, Wali kota menyatakan jika konsep upacara adat Tulude tahun ini sengaja dibuat berbeda.

“Ketika panitia menghadap, saya menyarankan agar menampilkan Tulude dengan gaya berbeda agar lebih menarik wisatawan,” kata Wali kota.

Hasilnya kata dia, kendati belum maksimal, namun pihaknya sudah tahu apa yang akan ditambah serta dilakukan agar iven-iven yang telah diagendakan Pemkot lebih menarik wisatawan.

“Untuk itu, saya mengajak semua elemen masyarakat Kota Bitung terus berkaloborasi dengan kami agar kota ini makin menarik dikunjungi wisatawan,” katanya.

Wali kota juga menyampaikan terimakasih kepada panitia serta seluruh pihak yang telah ikut mensukseskan pagelaran upacara adat Tulude hingga berjalan sukses.

“Terutama kepada masyarakat yang sudah bahu membahu menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk dukungan kepada Pemkot dalam membangun pariwisata Kota Bitung,” katanya.

Pertunjukan Tarian Masamper 120ribu Siswa

Adapun arti kata ‘tulude atau menulude’ berasal dari kata ‘suhude’ dalam bahasa sangir berarti tolak.

Dalam arti luas Tulude berarti menolak untuk terus bergantung pada masa lalu dan bersiap menyongsong tahun yang ada didepan.

Tulude diadakan sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat yang telah diberikan Tuhan selama setahun yang lalu.

Tulude atau upacara syukur memasuki tahun baru yang disimbolkan dengan pemotongan kue Tamo dan dirangkaikan dengan atraksi budaya tari gunde, alabadiri, masamper dan ampawayer dimana budaya ini berkembang dilingkungan orang Sangihe Talaud. (Ivan)

×
Berita Terbaru Update