Komentar.co.id Tomohon - Pelaksanaan kegiatan Reses III tahun 2018 oleh wakil ketua DPRD Sulut Wenny Lumentut, SE di kelurahan Kolongan Tomohon Sabtu ( 1/12-2018) disambut antusias masyarakat setempat.
Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya ribuan warga yang ingin menyampaikan aspirasinya kepada legislator dapil Minahasa -Tomohon ini. Bahkan gedung tempat pelaksanaan kegiatan tidak bisa lagi menampung jumlah warga yang terus berdatangan . Begitupun di depan gedung meski telah disediakan tenda namun terpantau penuh sesak warga yang hadir.
Sejumlah aspirasi disampaikan salah satu perwakilan kelompok tani Max Kaparang terkait kelangkaan pupuk maupun ketersediaan bibit jagung bagi petani kelurahan Kolongan. Disamping sulit didapat, harga pupuk dan bibit jagung sangat mahal. Max berharap DPRD Sulut melaluli wakil ketua Wenny Lumentut dapat memfasilitasi petani untuk mendapatkan bantuan pupuk maupun bibit tanaman jagung melalui instansi Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan.
Sementara terkait infrastruktur masyarakat berharap dapat diperjuangkan perbaikan ruas jalan Matani maupun ruas jalan Tanawangko - Tomohon serta perlunya pelebaran jalan Manado-Tomohon karena dianggap tidak lagi memadai dengan jumlah kendaraan yang melalui jalur tersebut.
Disisi lain warga minta adanya pengawasan oleh BPOM bagi produk-produk makanan yang beredar di pasar maupun supermarket guna mencegah produk-produk yang telah kadaluarsa. “ Kami ingin pengawasan dari instansi terkait khususnya bahan makanan yang dijual di pasar seperti tempe tahu serta ikan dan daging terlebih yang menggunakan bahan pengawet.” harap warga.
Menanggapi aspirasi warga, Wenny Lumentut yang juga Ketua DPD Gerindra Sulut memberi apresiasi atas semua yang menjadi usulan yang telah disampaikan kepadanya sebagai wakil rakyat .
“ Apapun aspirasi, usulan dari warga terutama untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat , menjadi tugas saya sebagai wakil rakyat untuk disampaikan ke pemerintah Propinsi bilamana itu menjadi kewenangannya, begitupun yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota akan saya komunikasikan dengan pemerintah setempat. Bagi kelompok tani, tidak hanya di Tomohon, saya tunggu proposalnya untuk permintaan bantuan pupuk dan bibit. Kami akan perjuangkan agar supaya semua itu bisa ada bantuan untuk kelompok-kelompok tani. Saya tidak mencari solusi secepatnya tetapi saya ingin menyampaikan kalau itu bisa , langsung dikabulkan pak Gubernur untuk dimasukan dalam program dinas terkait, “ terang WL sapaan akrabnya.
Sementara terkait menjamurnya sejumlah minimarket dikota Tomohon, WL berharap pemerintah setempat dapat meninjau kembali hal tersebut terutama pembatasan keberadaan usaha tersebut di setiap kelurahan.” Tidak bisa juga kalau ditiadakan, kota akan kelihatan sepi. Kita jangan menyalahkan walikota mari kita dukung beliau, namun kalau bisa direvisi ada pembatasan satu kelurahan cukup satu saja, jangan terlalu banyak. Kita harus jujur warung-warung yang ada di desa maupun kelurahan sebelum ada mini market Alfamaret, Indomaret dan lain sebagainya, pemilik warung mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi. “ ujarnya.
Disisi lain masalah pelebaran jalan Manado-Tomohon dia mengungkapkan, DPRD Sulut setiap tahun telah menganggarkan melalui APBD, namun masalahnya terbentur pada pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Tomohon dan Minahasa.
“ Setiap tahun sejak tahun 2014 sudah tertata dalam APBD dan setiap tahun DPRD Sulut selalu menganggarkan pembuatan jalan Tomohon-Manado, tapi bagaimana mungkin bisa dilakukan kalau tidak ada pembebasan lahan. Karena anggaran rersebut untuk pembuatan jalan bukan pembebasan lahan. Kami sangat mengarapkan kerjasama pemerintah kabupaten/kota untuk pembebasan lahan, “ tukasnya.
Dalam kesempatan tersebut WL ikut memberikan sejumlah bantuan untuk pembangunan kantor kelurahan Kolongan maupun kelompok Lansia. (stem)