Komentar.co.id Manado – Janji manis yang diberikan oleh pengembang Holland Village kepada para calon user yang akan membangun hunian mewah ternyata hanya isapan jempol saja.
Pasalnya perusahaan yang bernaung dibawah Lippo Group dituding telah merugikan user yang telah mengajukan kredit kepemilikan rumah.
Menurut salah satu user yang tidak mau namanya diberitakan mengungkapkan, awalnya dia bersama suami ingin membeli rumah yang akan dibangun Developer Holland Village yang berlokasi di Paniki Bawah dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kredit ke Bank Mandiri.
“ Pihak Developer menjanjikan rumah kami akan selesai Bulan Agustus 2017 lalu dengan harga kredit Rp. 900 juta. Tapi kemudian ada pemberitahuan kembali dari pihak developer bahwa perubahan harga menjadi Rp 1 milyar lebih dengan alasan ada masalah yang sebetulnya bukan menjadi tanggung jawab kami. Karena rumah kami belum juga selesai sesuai janji mereka, kami mencoba menanyakan langsung ke pihak Holland Village, dan mereka menawarka nanti akan ada biaya kompensasi keterlambatan serah terima rumah dengan perhitungan 1 persen per hari dari harga jual yakni 30 hari x 1 % perhari x Rp. 237,734,460 x 100 persen dengan total Rp. 7,132,34 perbulan biaya kompensasi yang harus mereka bayarkan kepada kami. Jadi total dari bulan September sampai Desember 2017 seharusnya biaya kompensasinya Rp 21, 448,628. Namun hingga saat ini tidak pernah ada alias bohong belaka. Jadi jelas kami merasa dirugikan oleh pengembang tersebut, “beber sumber tersebut kepada wartawan Selasa (13/3-2018)
Sementara itu pihak Developer Holland Village saat dikonfirmasi melalui Meifa Tangel selaku Marketing manager menolak memberikan jawaban terkait keluhan para user. Dirinya justru mengarahkan agar masalah tersebut ditanyakan langsung ke kantor pusat di Jakarta.
“ Saya tidak memiliki kewenangan memberikan keterangan kepada media terkait progress proyek, harus melaui kantor pusat di Jakarta dan anda harus mengajukan pertanyaan tertulis melalui email kepada ibu Jenny Wullur selaku humas kami di kantor pusat, “ elak Tangel.
Pun wartawan saat meminta konfirmasike Jenny Wullur selaku Humas Holland Village Pusat melalui whatsUp sampai berita ini ditayangkan tidak memberikan jawaban. (stem)