Notification

×

Iklan

Iklan

DPRD SULUT GELAR SIDANG PARIPURNA MENDENGARKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN RI DALAM RANGKA HUT KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE - 71 TAHUN

Jumat, 19 Agustus 2016 | 04:11 WIB Last Updated 2016-10-09T20:19:05Z
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (16/8/16), menggelar Rapat Paripurna dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 pada 17 Agustus 2016 dengan agenda mendengarkan secara langsung Pidato Kenegaraan  Presiden RI, Ir Joko Widodo. Rapat Paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw dan para wakil ketua DPRD, Stevanus Vreeke Runtu, Marthein Manoppo dan Wenny Lumentut , serta turut hadir juga Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE dan Steven OE Kandouw.

Dalam pidato kenegaraanya tahun lalu, Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa Kabinet Kerja berkehendak meletakkan pondasi pembangunan nasional yang kokoh pada tahun pertama pemerintahan. Paradigma pembangunan nasional kita ubah dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif, dari yang bersifat Jawa sentris menjadi Indonesia sentris. Regulasi dan birokrasi juga kita perbaiki secara masif seiring penerapan teknologi informasi dan telekokomunikasi. Kita juga telah tetapkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa di daerah-daerah pinggiran dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional.


"Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. Tahun 2016 ini dapat disebut sebagai Tahun Percepatan Pembangunan Nasional kita harus melangkah menuju Indonesia maju," ajaknya.Dikatakan Presiden Jokowi bahwa percepatan pembangunan tersebut mutlak kita perlukan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum mampu memutus rantai kemiskinan, memutus rantai penganguran, memutus rantai ketimpangan, dan kesenjangan sosial.

"Setiap Presiden Republik Indonesia telah bekerja keras, telah membanting tulang, telah berjuang untuk mengatasi tiga tantangan tersebut di masanya masing-masing. Mulai dari Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, sampai masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tantangan yang sama, juga sedang kita hadapi sekarang ini," jelasnya.


Jokowi menandaskan bahwa perbedaan yang  dihadapi merupakan tantangan  di tengah tatanan baru dunia, di tengah era kompetisi global. Kompetisi tidak lagi terjadi antardaerah tetapi antarnegara, antarkawasan. Sebuah era di mana semua negara saling terhubung satu sama lain, satu masalah bisa menjadi masalah bagi negara-negara di dunia.
 
"Sampai sekarang ekonomi global masih mengalami perlambatan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen. Bahkan dalam triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen. Pertumbuhan itu jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu pertumbuhan yang tertinggi di Asia," terang Presiden Jokowi. (stem/ADV)
×
Berita Terbaru Update