Teddy Kumaat |
Pernyataan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulut tersebut sekaligus mendukung apa yang dikatakan Dirut Bank SulutGo Johanis Ch Salibana yang berupaya membuat terobosan baru untuk membina para wirausaha yang bergerak di bidang sektor ekonomi kreatif dalam hal penyaluran pinjaman modal.
“ Selama ini dari hasil audit portofolio kredit Bank SulutGo, 90 persen masih merupakan kredit konsumtif. Bank SulutGo harus berani mengambil resiko masuk ke sektor rill, karena bank tersebut adalah milik daerah yang punya visi bukan semata-mata provit, tetapi harus menjadi penggerak ekonomi di Sulut terutama sektor rill. Salah satu bagiannya yakni ekonomi kreatif.” ucap ketua Fraksi PDIP ini.
Lanjut Kumaat situasi ekonomi yang slow down saat ini terlebih ada rencana pemerintah melakukan pengurangan PNS secara besar-besaran, secara otomatis masyarakat akan berpikir kreatif untuk menjadi wirausaha yang tentunya butuh modal usaha. “Hasil penelitian Bank dunia, ternyata negara-negara maju di dunia, minimal pengusahanya atau wiraswasta berjumlah 2.5 persen dari jumlah penduduk. Singapura saat ini telah mencapai angka 7.5 persen. Kita sendiri di Indonesia belum mencapai setengah persen. Untuk menunjang bertumbuhnya wirausaha di daerah ini adalah perlu adanya keterlibatan pihak perbankan. “ tambahnya.
Meski demikian menurut Teddy diperlukan keterlibatan pemerintah dalam hal memberikan pendidikan keterampilan kepada masyarakat, terkait pengetahuan wirausaha, terlebih bagi anak-anak muda. “Peran pemerintah untuk memberikan pendidikan dan keterampilan wirausaha sangat penting untuk melatih masyarakat menguasai sektor rill yang berbasis ekonomi kreatif. Dengan begitu apabila masyarakat sudah memiliki keterampilan sesuai minat dan bakat mereka, tentunya juga diikuti dengan adanya dukungan modal berupa pinjaman dari bank. “ tutupnya. (stem)