POLISI BERHASIL MENGUNGKAP MAFIA SEMEN

Ilustrasi google.com

ReportaseSulut.com - Terjadinya kelangkaan bahan bangunan semen yang terjadi akhir – akhir ini di Kota Bitung, ternyata permainan distributor, pantas saja tiap toko – toko bangunan yang ada di Kota Bitung tidak ada semen, kalupun ada pasti harganya berbeda dengan harga yang kemarin. Minggu (21/12)

Terungkapnya penimbun semen, karena Polisi berhasil menangkap 1 mobil tronton jenis Hyno berwarna hijau dengan nomor Polisi DB 8411 AS yang hendak melintas didepan Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Bitung, dari pekerjaan yang dilakukan oleh para sopir dan juga distributor sudah tercium oleh Polisi, namun

pihak Polisi belum saja berhasil mengungkapnya.

Mobil Hyno yang mengangkut ratusan semen ini telah digiring ke Mapolres Bitung, apalagi Polisi menemukan bahwa mobil Hyno tersebut kedapatan memasang plat nomor ganda, dan ini memang sudah jelas, bahwa sopir yang bernama Saiful Muharap telah melanggar peraturan.

“Dari pasokan dan juga stock semen yang di PT Semen Tonasa Bitung, sebernya mencukupi Kuota, apalagi tiap bulannya ada 2 – 3 kapal yang masuk, dan itupun rutin, maka dari itu masyarakat yang hendak membeli semen ditoko bangunan hanya mendapat jawaban dari pemilik toko bahwa semen belum masuk (kosong)”.

Pemilik konter pulsa di Kelurahan Pateten, Mirwan Tajudin mengatakan, para mafia semen ini melakukan penimbunan semen sebelum pasca kenaikan BBM, dan informasi ini sudah diberitahukan kepada salah satu wartawan Bitung, namun belum ada kabar sama sekali. “Yang herannya, hampir tiap malam truck tronton ini jaga lewat dijalan pateten, padahal sotengah malam skali, namun kita nda bisa bikin apa – apa, karena kita hanya masyarakat biasa”.

Kapolres Bitung, AKBP Hari Sarwono melalui Kasat Intelkam Polres Bitung AKP Luther Tadung mengatakan,  sopir dan mobil tronton yang mengangkut semen sudah diamankan, sedangkan sopir untuk sementara dimintai keterangan, apabila distributor melakukan penimbunan kami akan mengusut tuntas siapa mafia dibalik semua ini, karena kelangkaan semen inilah mereka merusak perdagangan semen dipasaran,